Pemuda Trenggalek Datangkan Cuan dari Lukis Sepatu, Banjir Pesanan dari Jakarta hingga Irian Jaya
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Trenggalek, VIVA Jatim –Bermula hobi yang dimiliki, pemuda di Kabupaten Trenggalek ini mampu mengasilkan pundi-pundi cuan lewat melukis di sepatu, jaket dan helm.
Dia adalah Zayinul Muhajibin, warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang mengaku sudah menerima pesanan dari luar kota dari usahanya itu.
"Kalau pesanan sudah sampai luar provinsi muali, Yogyakarta, Jakarta, Papua Tengah, hingga Kalimantan," beber Zayinul Muhajibin, Sabtu, 2 Maret 2024.
Menurut Zayinul menekuni melukis sebagai jalan hidupnya adalah sebuah pilihan. Ia menjadi pelukis memulai menjalankan usaha sepatu lukis yang ia beri nama Nodaaku. Hal itu dia tekuni usai mengenyam lulus SMK 2 Trenggalek pada tahun 2019 silam.
Dirinya mengaku, hobi melukis yang tertanam dari sejak kecil ini semua dikerjakan cukup di rumahnya. Menurutnya lokasi rumah cukup nyaman, di situ ia akan menggoreskan kuas lukisnya pada media sepatu yang sudah dikirimkan oleh pelanggan ke rumahnya.
"Sejak lulus sekolah saya mulai menekuni hobi melukis dan mencoba untuk berkreasi ke sepatu. Berawal teman sekolah minta dilikis sepatunya, dari situ saya mendapt upah 30 ribu rupiah," imbuhnya.
Pemuda 23 tahun ini menerangkan usai pekerjaan pertama tersebut mendapatkan kesan yang bagus. Tidak sedikit temannya yang lain juga ikut pesan hingga. Ia pun yakin karyanya tersebut bisa mendatangkan aliran rupiah.
"Untuk satu sepatu, biasanya saya kerjakan 3 hingga 5 hari tergantung kesulitan dalam membentuk karakter," ulasnya.
Saat ini biaya lukis satu pasang sepatu di bandrol harga Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu tergantung desain gambarnya. Namun, ia pernah menghargai Rp 800 ribu untuk satu pasang sepatu.
Pasalnya, saat itu sepatun yang ia kerjakan memiliki desain yang detil, selain itu media sepatu yang digunakan juga lebih lebar dibandingkan jenis sepatu lainnya.
"Waktu itu pesanan dari Surabaya, minta tema desainnya Dragon Ball," jelasnya.
Dikatakannya, Zayinul dalam menjajakan hasil karyanya masih menggunakan media sosial untuk branding, sebab belum mempunyai galery.
Sementara apabila ada customer yang ingin pesan, pihaknya aman berdiskusi terlebih dahulu dengan terkait tema desain yang dipilih. Setelah itu ia akan membuatkan mock up atau visualisasi konsep desain.
"Jika tidak ada revisi akan langsung saya kerjakan,Semua model sepatu bisa asalkan bahannya dari canvas atau kulit," paparnya.
Dalam waktu satu bulan ia bisa mengerjakan rata-rata lima pasang sepatu. Sedangkan untuk mengejar waktu penyelesaian pesanan, ia menggunakan teknologi untuk membantu agar garapannya cepat selesai.
"Supaya cepat kering saya gunakan hair dryer atau alat pengering rambut agar catnya cepat kering. Apa lagi sekarng musih kemarau hujan yang tak menentu," terangnya.
Bukan hanya sepatu, ia juga sudah mulai merambah ke media lain selain sepatu, yaitu jaket dan helm guna menambah variasi dari produk karyanya.
"Kalau soal kendala, hanya saat pembelian material cat. Saya harus beli online sebab cat leather masih belum ada di Trenggalek," tandasnya.