Tradisi Malem Selawe: Acara Rutin Peninggalan Sunan Giri untuk Mendapat Berkah Lailatul Qadar
- Viva Jatim/Tofan Bram Kumara
Gresik, VIVA Jatim – Tradisi malem selawe (malam ke-25 di bulan Ramadan) merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Gresik. Tradisi tersebut telah berjalan turun temurun sejak masa dakwah Sunan Giri, ratusan tahun silam.
Malam selawe adalah salah satu dari malam ganjil yang istimewa di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Karena di malam ganjil ini, diindikasikan turunnya malam Lailatul Qadar.
Konon menurut sejarah, tradisi Malem Selawe merupakan agenda rutin di malam ke 25 bulan Ramadan. Tradisi ini dipercaya telah ada sejak zaman Raden Paku (Sunan Giri).
Kala itu, sebelum mudik, Sunan Giri mengajak para santrinya untuk beri'tikaf di Masjid Giri, dengan harapan mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar.
Pada era sekarang, tradisi tersebut berkembang tidak hanya beri'tikaf di masjid. Melainkan juga berziarah ke makam Sunan Giri dan melakukan berbagai amaliyah lainnya.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani berziarah ke makam Sunan Giri bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Gresik, Kamis, 4 April 2024 malam.
Di makam Sunan Giri, Bupati Gresik juga berkesempatan menyaksikan dua peninggalan Sunan Giri yakni, sajadah dan keris. Saat itu sebagai simbol perjuangan dakwah penyebaran Islam di Gresik masa lampau, yang dikeluarkan oleh pengurus yayasan yang mengelola kawasan makam waliyullah di Bukit Giri tersebut.