Dulu Ilegal Fishing, KBA Lenggoksono Jadi Destinasi Konservasi hingga Snorkling

Konservasi karang buatan KBA Lenggoksono Tirtoyudo Malang.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Malang, VIVA JatimPantai bersih, asri dan gemercik air terjun di dekat pantai yang disebut 'Banyu Anjlok' suguhkan suasana alam alami. Itulah gambaran Kampung Berseri Astra (KBA) Lenggoksono Desa Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang.

Wisatawan yang berkunjung, Agung Triono dengan cekatan dan ramah menyambut kedatangan ke desanya. Selain sebagai pegiat lingkungan, ia juga diberi amanah oleh Astra sebagai Local Champion KBA Lenggoksono

Dari dalam dirinya terpatri dan mengalir darah keluarga pegiat lingkungan. Sang ayah, menjadi contoh hingga sekarang tak pernah terlupakan. 

Kala 2010, kondisi pantai cukup memprihatinkan. Kotor, kumuh hingga menjadi sarang ilegal fishing dari berbagai nelayan yang berada di wilayah Pantai Malang Selatan.

Bertahun-tahun kejadian seperti itu tidak ada yang peduli sama sekali terhadap kelestarian alam yang ada di Lenggoksono. Lantas muncullah sebuah ide gagasan dari ayah Agung, almarhum Hari Budiono.

"Bapak saya selaku ketua nelayan menginisiasi adanya konservasi tahun 2010. Ketika pada saat itu dampak yang dirasakan itu memang benar-benar di luar ekspektasi kami," ujar Agung Triono kepada VIVA Jatim, Minggu 20 Oktober 2024.

Tak hanya ayahnya. Termasuk saudara orang tua Agung sendiri memang memiliki latar belakang jiwa sosial tinggi dan kepedulian alam sudah seperti biasa dilakukan.

Walaupun tidak ada bayaran, dari situlah pihaknya membentuk kelompok konservasi yang di mana awalnya membuat sebuah kegiatan yaitu pengawasan. 

"Dari situ kami mulai di notice oleh pihak Dinas Kelautan Kabupaten kabupaten Malang serta dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dari Universitas Brawijaya Malang," paparnya.

Berangkat dari inilah, Dusun Lenggoksono berkesinambungan antara kampus dengan dinas terkait sehingga dijadikan sebagai kelompok pengawas pesisir. Yaitu bertugas untuk mengawasi kegiatan kegiatan illegal fishing.

Awal ia merasa benar-benar pesimis karena sinyal tidak ada tahun 2010. Lantas sinyal baru masuk di tahun 2013 di desanya. Sehingga sebelumnya kala ingin bertelepon memang harus ke kota.

Beberapa tahun berjalan kelompoknya mendapat kepercayaan dari dinas melalui hibah bantuan. Yakni hibah untuk membuat terumbu karang buatan, yang mana terumbu karang buatan tersebut terbuat dari semen dari pasir terumbu karang.

"Kami buat tujuannya untuk mengembalikan ekosistem yang tadi nya rusak dengan cara seperti itu. Akhirnya, lambat-laun berjalannya waktu 2010 sampai 2012 ternyata sudah mendapatkan dampak," paparnya.

Mulailah berdatangan mahasiswa magang di desanya dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya. Dari situ, gayung bersambut anak KKN membantu dalam kegiatan konservasi.

Kelompok diarahkan secara manajemen kemudian organisasi sampai penataan lainnya saling bahu-membahu antara fakultas dan dinas. Termasuk kelompok wilayahnya mendapat pengetahuan dan mengelola media sosial untuk branding wisata.

Berlanjut pada 2014 mulai banyak pengunjung dari Malang terutama anak-anak mahasiswa yang meramaikan. Sampai 2015 banyak wisata ribuan dari Sidoarjo, Surabaya hingga Jakarta mulai memadati pantai yang berada di Dusun Lenggoksono.

Sementara untuk kelebihan daerahnya memiliki area snorkeling sendiri. Disusul mempunyai air terjun pesisir pantai yang familiar dengan Banyu anjlok.

Lalu ada punya pantai bolu-bolu di mana pantai ini kondisi pantainya tenang ombaknya dan itu juga bisa digunakan sebagai game ground. Ada juga lokasi pemancingan, atraksi wisata lebih nyaman di Pantai Bolu-bolu yang memiliki ombak tenang.

"Awal dari konservasi, akhirnya dampak yang dirasakan masyarakat sudah mulai tempat tinggalnya dibuat homestay. Mendirikan warung-warung hingga mereka bersusah payah. Bagaimana bisa membeli Perahu speed untuk jasa pengantaran menyeberang ke 3 destinasi wisata," ulasnya.

Jerih payah warga Lenggoksono dan sekitarnya berbuah manis saat masuk menjadi nominasi Kampung Berseri Astra pada Januari 2021. Berselang bulan setelahnya yakni Februari 2021 Lenggoksono menyabet salah satu Kampung Berseri Astra.

Selang satu tahun yaitu 2023, Bowele yang juga merupakan bagian dari Lenggoksono memperoleh posisi ke empat dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia. 

Sedangkan di Oktober 2023, Lenggoksono kembali meraih prestasi dengan dinobatkannya KBA Lenggoksono sebagai salah satu Kampung Iklim Tingkat Nasional kategori utama. Penghargaan ini diperoleh karena

Terbaru, Agung Triono memperoleh 5 besar nominator penghargaan Local Champion KBA-DSA Innovation 2024 berkat konsistensinya dalam menggerakkan para pemuda di lingkungannya untuk menerapkan Inovasi Hijau.

Agung yang juga mengelola sawah ini menerangkan bahwa pendampingan oleh Astra yang telah dirasakan tidak bermain-main. Bagaimana memaksimalkan program-program berjalan dengan baik.

Ia mengaku desanya memiliki potensi ada hutan, sungai, perkampungan yang dikonservasi tidak hanya alam. Akan tetapi juga mengkonservasi manusia.

Agung selaku lokal champion yang berawal dari seorang penggiat lingkungan memang dampak yang dirasakan ke masyarakat terbukti. Bahwa kampung yang awal tidak dikenal orang, sekarang sudah dikenal banyak orang baik di lokal maupun internasional.

"Program Astra benar tidak main-main. Ditambah stakeholder yang sudah membantu dari UB, dinas kelautan, pihak desa yang melibatkan berbagai stakeholder. Karena saya tidak bisa melakukan sendirian, harus melibatkan pemangku kepentingan," ulasnya.

Agung menaruh harapan besar tumbuh sosok-sosok yang berkomitmen menjaga alam secara panggilan hati. Sehingga alam sendiri yang akan memberikan imbal balik untuk keberlanjutan kedepan.

"Ketika saya nanti tidak tahu namanya umur usia saya sudah dipanggil Tuhan, ada atau tidak yang meneruskan. Harapan besar kepada anak-anak muda di Lenggoksono untuk melanjutkan program tetapi saya tetap usahakan. Walaupun susah yang terlahir dari hati tanpa ada bayaran tanpa ada apa-apa," tandasnya