Desa Menari, Hasil Kreativitas Trisno Angkat Potensi Wisata di Dusun Tanon Semarang

Trisno bersama salah satu wisatawan mancanegara
Sumber :
  • Facebook Trisno

Semarang, VIVA Jatim – Gagasan yang cemerlang memang selalu berbuah keberkahan. Bukan hanya bagi dirinya sendiri, manfaatnya juga bisa dirasakan oleh banyak pihak. Seperti yang dilakukan Trisno yang berhasil mengangkat potensi warga untuk membangun desanya. 

Tinggal di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pria kelahiran 12 Oktober 1981 itu berhasil memajukan daerahnya yang semula dikenal tidak berpendidikan dan miskin. 

Sebagai pemuda pertama di Dusun Tanon yang menyandang gelar sarjana Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Trisno bertekad untuk mengabdikan ilmu dan pengalamannya untuk kampung tercinta. Ia bertekad untuk membangun dan mengembangkan kampungnya di sektor pariwisata. 

Selain ingin mengubah stigma negatif tentang kampungnya yang dikenal tidak berpendidikan dan miskin, Ia juga tidak ingin pemuda-pemuda di sana menjadi buruh di tempat lain, melainkan bekerja untuk kemajuan kampungnya sendiri.

Langkah pertama yang ia lakukan adalah dengan membuat terobosan baru. Trisno mengajak warga untuk sadar wisata sehingga kampunya bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang nantinya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi. 

Tidak ada perjuangan yang tidak mudah. Tantangan pertama yang harus dilalui Trisno adalah meyakinkan warga bahwa gagasannya membangun desa wisata bisa meningkatkan kesejahteraan. “Kendala yang dihadapi di awal adalah Masyarakat pesimis kegiatan desa wisata dapat meningkatkan penghasilan mereka,” ungkap Trisno. 

Namun perlahan, usaha Trisno tidak sia-sia. Setelah masyarakat mengetahui hasilnya, barulah mereka sadar bahwa desa wisata sangat berdampak baik untuk kesejahteraan mereka sendiri. Hingga keseluruhan warga yang berjumlah 114 jiwa berpartisipasi dalam kegiatan desa wisata tersebut. 

Tidak cukup sampai di situ, bagi Trisno, program desa wisata yang ia gagas harus berkelanjutan. Karenanya ia melakukan upaya regenerasi dengan memberikan pendampingan dan mengajari sebagian dari warga menjadi pemandu wisata. 

Desa Wisata di Dusun Tanon ia berinama Desa Menari. Penamaan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari potensi Sumber Daya Manusa (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Itulah yang meyakinkan Trisno bahwa kampungnya bisa maju dengan potensi yang dimiliki sendiri. 

Dari sektor alam, ada banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, antara lain kondisi alamnya yang masih asri, tepatnya di Kaki Gunung Telomoyo. Kampung yang masih asri, jauh dari polusi dan kebisingan sangat disukai oleh masyarakat kota dan bisa menjadi pilihan berlibur bersama keluarga usai penat dengan pekerjaan yang menumpuk. 

Kemudian, kampung atau Dusun Tanon juga memiliki potensi SDM yang baik di bidang kesenian. Dimana masyarakatnya lekat dengan kesenian tari. Kesenian tari ini sudah ada sejak zaman leluhur mereka dan masih dilestarikan dengan baik hingga saat ini. Inilah yang menjadi cikal-bakal penamaan Desa Menari. 

”Desa Menari ini karena penduduknya dikenal memiliki jiwa seni yang tinggi terutama menari. Dan ini sudah ada sejak zaman leluhur mereka,” ujarnya. 

Adapun ragam pertujukan yang disuguhkan bagi para pelancong ke Desa Menari ini antara lain: Tari Topeng Ayu, Kuda Debog, Kuda Kiprah, dan Warok Kreasi. Kesemua jenis tari-tarian itu diperankan oleh warga setempat, mulai dari orangtua, remaja hingga anak-anak. 

Selain ragam jenis tari-tarian, para pengunjung juga akan dimanjakan dengan aneka jenis permainan tradisional khas Dusun Tanon dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti bambu. Di antaranya Toya Gila, Tangga Manusia, Pipa Bocor hingga Serok Manseng. 

Bila ada kesempatan yang cukup luas, pengunjung juga bisa menyaksikan secara langsung bagaimana kehidupan di Dusun Tanon. Pengunjung yang hendak bermalam disediakan tempat penginapan di rumah-rumah penduduk sembari ikut berbaur dengan kegiatan warga. Seperti mencari rumput untuk pakan ternak, memetik hasil pertanian dan lain-lain. 

Keseruan akan semakin sempurna bila pengunjung juga menyempatkan waktu untuk sekadar berkeliling kampung menikmati suasana alam yang masih asri dengan berjalan kaki. Menjelajahi lereng Telomoyo, air terjun dan Prasasti Ngrawan. 

Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung terus bertambah, perputaran ekonomi di Dusun Tanon juga kian bergeliat. Sejak itu pula kesadaran akan pentingnya pendidikan mulai tumbuh dalam benak dan pikiran warga Dusun Tanon. Berbagai rencana destinasi wisata baru juga terus digagas untuk meningkatkan magnet pengunjung.

Gagasan Trisno ini tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian dan potensi desa yang secara otomatis juga meningkatkan taraf hidup mastarakatnya. Lebih dari itu juga mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Bahkan keinginannya agar pemuda tidak menjadi buruh di tempat lain dan bekerja di daerahnya sendiri sudah menjadi kenyataan.

Maka tak ayal jika kemudian Trisno meraih penghargaan dari Semangat Astra Terpandu Untuk (SATU) Indonesia Award tahun 2015. Gagasan Trisno ini telah menginspirasi dan memberi motivasi untuk juga banyak berbuat demi kemajuan kampung halamannya.