Sistem Padi Hemat Air Sukorejo Trenggalek: Pupuk Tepat Sasaran-Meningkat 1 Ton
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
Akhirnya, ada percampuran antara kimia dan pupuk organik dengan prosentase sekitar 50 persen. Sehingga contoh dalam satu petakan menggunakan 30 kilogram pupuk kimia, bisa menggunakan 15 kilogram.
"Lebih hemat dan yang kedua kali. Lalu yang namanya penyakit juga lebih kecil mungkin karena pertama memang imun kondisi fisiknya tadi lebih sehat. Kalau saya melihat seperti itu tadinya sehingga ada serangan hama dianya mampu untuk bertahan," jelasnya.
Senada, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi menjelaskan hampir di seluruh Kecamatan, gapoktan mengembangkan padi yang hemat air. Meskipun sifatnya masih demplot demplot.
"Memang untuk perkembangannya kita mulai di tahun kemarin. Sekarang masih hujan musim penghujan bukan begitu nampak. Tapi nanti masuk musim kemarau bulan Mei Juni itu baru kita bisa evaluasi untuk luasan semuanya," paparnya.
Imam menerangkan tengah menargetkan lahan kering supaya bisa ditanami padi. Salah satunya menggunakan dolomit pertanian. Yaitu kandungan kapur yang mengandung kalsium oksida (CaO) serta magnesium oksida (MgO) yang mampu untuk menetralkan pH tanah.
"Itu yang akan kita sedang genjot, lahan-lahan pegunungan. Lahan -lahan yang tidak ada air. Kalau lahan sawah kita fokus percepatan masa tanam tancap 14," jelasnya.
Ia mengatakan indeks pertanaman bisa dikejar. Sehingga nanti yang depan panen, di belakang sudah bisa mesin mengolah tanah. Sebelum ini produksi gabah per tahun gabah katakanlah sekitar 6,4 ton rata-rata per hektare.