Masjid Darus Tsanawi Penopang Wisata Pesisir Pantai Selatan 

Masjid Darus Tsanawi tampak dari atas.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

JatimMasjid menjadi basis penyebaran islam sekaligus penguatan penanaman ajaran di daerah pesisir. Salah satunya Masjid Darus Tsanawi Trenggalek sebagai basis keislaman penopang di daerah pesisir Pantai Selatan Trenggalek.

Masjid tidak jauh dari Pantai Damas, tepatnya di Dusun Gading RT 8 RW 3, Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo. Ditambah lagi, berjarak 2 KM dari Pantai Cengkrong, dekat dari Pantai Prigi 3 KM. Lalu, sekitar 3 KM dekat Pantai Karanggongso, Pantai Pasir Putih dan diujung selatan terdapat Pantai Mutiara.

Masjid Darus Tsanawi berawal dari langgar kecil sebagai penyebaran kegiatan keagamaan pada 1963 silam. Pendirian diinisiasi oleh Kiai Abbas, Kiai Tamyiz dan Kiai Mujir. Ketiganya merintis pendirian langgar sebagai tempat pengajaran Islam di Desa Karanggandu.

"Kendari terletak di daerah wisata, tetapi kegiatan keagamaan penuh dari pagi hingga pagi lagi," beber Sekretaris Masjid Daeus Tsanawi, Agus Salim saat dikonfirmasi, Sabtu 25 Maret 2023.

Tahun ini melalui seleksi ketat, masjid inu menjadi juara 3 dalam nominator NU Award PWNU Jawa Timur. Pasalnya, kegiatan bervariasi mulai dari anak-anak sekolah pada pagi hari di Lembaga Ma'arif Madrasah Ibtidaiyah Karanggandu.

Lalu, sore hari berlanjut Madrasah Diniyah (Madin), saat malam hari kegiatan sorogan anak-anak mengaji kitab kuning tak kalah ramai. Kegiatan seperti itu masih berjalan dan amalan NU dari awal masjid didirikan sampai sekarang Istiqomah dilaksanakan.

"Ada Dzikir Fida' setiap malam Jumat, kegiatan yasinan anak-anak sendiri, ibu-ibu, dan Fatayat NU. Kegiatan khusus remaja masjid, bapak-ibu di lingkungan bergiliran ke masing-masing rumah. Kegiatan memakmurkan masjid nya sangat lengkap dan masih utuh orisinil kegiatan ke-NU-annya," terangnya.

Adapun di Bulan Suci Ramadhan, Masjid Darus Tsanawi tidak ubahnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut Salim,  kegiatan mengaji dan sorogan anak-anak silih berganti. Selanjutnya, pada malam hari ada tadarusan, pengajian Kitab Kuning dengan pengampu ustadz-ustadzah alumnus pondok pesantren.

"Ada sholawat Sholalahuk setelah tarawih bersama-sama mulai anak-anak sampai orang tua. Ya diringi dengan bedug yang masih orisinil. Bedug lama itu kayunya masih utuh," paparnya.

Perihal bentuk fisik, Salim mengaku masih mempertahankan dua imamain yang masih terjaga keaslianya. Satu untuk khutbah Sholat Jum'at, satunya untuk imam Sholat Rawatib. Sisanya sudah mengalami renovasi karena lambat laun perlu adanya perbaikan konstruksi secara fisik.

Karakteristik Masjid Dekat Pantai

Mengutip data dari Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Trenggalek, topografi Kecamatan Watulimo adalah kawasan wisata yang sebagian besar pegunungan dan pesisir pantai. Di kecamatan ini, terdapat sejumlah wisata bahari yang terkenal hingga ke berbagai daerah. Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih, Pantai Karanggongso, Pantai Simbaronce, Pantai Cengkrong, Pantai Damas dan Pantai Mutiara.

Tidak hanya wisata pantai, di Kecamatan Watulimo terdapat destinasi wisata Gua Lawa. Dimana sudah lama terkenal hingga ke mancanegara, serta Wisata Durensari yang merupakan hutan durian terbesar se-Asia Tenggara.

Di Kecamatan ini juga ada Pelabuhan Perikanan nusantara dan tempat pelelangan ikan terbesar se-jawa Timur. Bahkan sedari 2018 telah berdiri Pelabuhan Niaga Prigi yang merupakan perintis Laut Selatan Jawa terkoneksi hingga  pelabuhan Cilacap di Jawa dan Pelabuhan Nusa Tenggara Barat.

Desa Karanggandu menjadi Desa paling luas di antara 12 desa yang ada di Kecamatan Watulimo. Luasannya mencapai 53 KM Persegi atau lebih dari sepertiga wilayah kecamatan. Total penduduk sebanyak 7400 jiwa dengan topografi pantai dan pegunungan nelayan dan peladang menjadi mata pencaharian utama penduduk karanggandu dalam ekonomi kreatif.

Masjid Darus Tsanawi didirikan sebagai pusat pembinaan spiritual dan pengajaran keislaman ala Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdliyah bagi masyarakat pesisir. Masjid di atas lahan wakaf seluas 1100 Meter Persegi serta bangunan masjid sendiri luasnya 400 Meter Persegi.

Dengan luasan tersebut, cukup untuk menampung 450 jamaah. Kendati tidak terlalu besar, masjid tampak megah berkat paduan ornamen khas timur tengah dan batu marmer di setiap sisi. Ditambah kubah artistik di bagian atap dengan 4 menara berukuran sedang di setiap sudut.

Setiap peringatan hari besar Islam masjid ini menyelenggarakan event-event saat tahun baru Muharram, Maulid Nabi, Isra Mi'raj,  HUT RI, Hari Santri, Nisfu Sya'ban, santunan anak yatim hingga amalan Rebo Wekasan. 

Disamping itu, Masjid Darus Tsanawi proaktif dan terlibat dalam program-program ke-Nu-an. Seperti Lailatul Ijtima MWC NU dan kegiatan kaderisasi Badan otonom NU.