Penilitian Ungkap Otak Astronot Rusak Jika Terlalu Lama di Luar Angkasa

Ilustrasi Astronot
Sumber :
  • Viva

Jatim – Para peneliti di Universitas of Florida mempelajari peindaian otak dari 30 astronot sebelum dan sesudah mereka melakukan perjalanan ke luar aatmosfer Bumi. Alhasil, misi panjang di luar angkasa dapat merusak otak astronot.

Agar otak mereka dapat mengatur ulang, para ilmuwan merekomendasikan frequent flyer, menunggu tiga tahun setelah misi yang lebih lama. Studi tersebut mengungkapkan bahwa ventrikel otak berkembang secara signifikan pada astronot yang melakukan misi setidaknya selama enam bulan.

Ini juga menunjukkan bahwa kurang dari tiga tahun setelah misi tidak memberikan cukup waktu bagi ventrikel untuk pulih sepenuhnya, dikutip dari VIVA, Senin, 12 Juni 2023.

Ventrikel adalah rongga di otak yang berisi cairan serebrospinal. Ini memberikan perlindungan, nutrisi, dan pembuangan limbah untuk organ vital yang kompleks. 

Mekanisme dalam tubuh mendistribusikan cairan ke seluruh tubuh kita, tetapi tanpa gravitasi, cairan bergeser ke atas dan mendorong otak lebih tinggi di dalam tengkorak, menyebabkan ventrikel mengembang.

Rachael Seidler adalah profesor fisiologi terapan dan kinesiologi di University of Florida dan penulis studi tersebut. Dia menemukan, semakin banyak waktu yang dihabiskan orang di luar angkasa, semakin besar ventrikel mereka.

"Banyak astronot melakukan perjalanan ke luar angkasa lebih dari satu kali, dan penelitian kami menunjukkan bahwa perlu waktu sekitar tiga tahun antara penerbangan agar ventrikel pulih sepenuhnya," ujarnya. 

Seidler, yang merupakan anggota Institut Norman Fixel untuk penyakit neurologis di UF Health, mengatakan berdasarkan penelitian sejauh ini, ekspansi ventrikel adalah perubahan paling lama yang terlihat di otak akibat penerbangan luar angkasa.

Dia mengatakan para ilmuwan belum tahu pasti apa konsekuensi jangka panjang dari hal ini pada kesehatan dan perilaku penjelajah ruang angkasa sehingga memberikan waktu otak untuk pulih menjadi ide yang bagus. 

Dari 30 astronot yang dipelajari, delapan melakukan perjalanan dalam misi dua minggu, 18 dalam misi enam bulan dan empat berada di luar angkasa selama sekitar satu tahun. Para penulis penelitian mengamati bahwa pembesaran ventrikel berkurang setelah enam bulan. 

"Lompatan terbesar terjadi ketika Anda pergi dari dua minggu ke enam bulan di luar angkasa. Tidak ada perubahan terukur dalam volume ventrikel setelah dua minggu," katanya. 

Dia menambahkan bahwa ini adalah kabar baik mengingat meningkatnya minat pada wisata luar angkasa selama beberapa tahun terakhir dengan sampah luar angkasa yang lebih pendek tampaknya menyebabkan lebih sedikit perubahan fisiologis pada otak.

Artikel ini telah tayang di viva.co.id berjudul "Terlalu Lama di Luar Angkasa bikin Otak Astronot Rusakhttps://www.viva.co.id/digital/digilife/1608393-terlalu-lama-di-luar-angkasa-bikin-otak-astronot-rusak?page=2