Sempat Diusir Istri, Yanto Tangani Pasien ODGJ Tulungagung secara Swadaya
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
Kekuatan, keiklasan dan kesabaran Yanto menerima pasien sekaligus cobaan dari sang istri menguatkan dirinya selama empat bulan. Pasca memasuki bulan kelima keenam, lambat laun sang istri luluh dan ikut merawat pasien.
"Setelah 5-6 bulan alhamdulillah semakin memahami. Bulan ke-7 keatas istri saya bisa berinteraksi dan menyesuaikan. Bahkan saya tinggal yang ngopeni istri saya yang ngurus makannya plus mengganti baju," paparnya.
Tampak pantauan Viva Jatim, lokasi hunian bagi Pasien ODGJ tepat disamping timur kediaman Yanto. Hanya terpaut tembok. Sehingga beberapa kali terdengar pasien teriak-teriak.
Yayasan yang Yanto dirikan masih dalam proses untuk pengurusan izin dan legalitas. Sehingga sampai sekarang, biaya operasional jika ada kekurangan ditanggung oleh pribadi. Lantaran, ia tidak pernah mematok kepada keluarga pasien untuk terapi.
Pasalnya, latar belakang keluarga pasien ODGJ tak semua mampu. Melihat kondisi tersebut membuat Yanto menerima dengan ikhlas. Hanya untuk ongkos makan selama bermukim di rumahnya. Ada pihak keluarga yang mampu memberikan satu bulan Rp 1,5 juta, ada yang hanya memberikan Rp 300 ribu selama satu bulan.
"Saya terima dengan senang hati tidak menjadi problem kendala. Alhamdulillah yang saya lakukan itu jadi yang besar itu nanti untuk menutup yang kecilnya," akuinya.
Proses terapi pasien di yayasan ini tak menggunakan obat-obatan. Melainkan murni pijat saraf di bagian kaki. Pihaknya beralasan, pasca dipijat akan menimbulkan rasa nyaman dan enak. Sehingga yang kebanyakan pasien berhalusinasi susah tidur menjadi tidur nyenyak.