Batik Bantengan, Lestarikan Kebudayaan-Gerakkan Kesejahteraan

Motif Batik Bantengan karya Anjani asal Kota Batu
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Jadi bukan murni dari batiknya sendiri kenapa? karena kita baru menghack patenkan 3 tahun yang lalu dan motif kita masih dibilang di Indonesia yang hanya kita saja yang punya," ujarnya.

Sehingga lebih banyak kita melakukan pemasaran secara offline melalui kegiatan kegiatan pameran yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Termasuk juga ia memiliki galeri batik serta wisata edukasi tentang batik, sekaligus memperkenalkan motif batik yang sudah ia ciptakan.

Ditanya perihal tantangan awal-awal, ia masih kesulitan dalam memperkenalkan ke warga dan memberikan ilmu baru kepada masyarakat yang melihat. Masyarakat sudah terframing dan memberi kesan image dari Batik Banteng, di masa-masa politik seperti tahun ini akan sama seperti di saat awal menciptakan motif tersebut.

"Ini karena image orang banteng itu adalah salah satu motif dari partai. Nah banyak orang yang tidak mau membeli saat itu karena apa wah ini berkaitan dengan partai kayak gitu," paparnya.

Sehingga, ia harus memberikan pencerahan serta memberikan wawasan ke masyarakat bahwa batik batang ini adalah budaya. Kemudian Anjani lestarikan ke dalam sebuah lembaran kain batik.

Kesan Bertahun-tahun Lestarikan Budaya hingga Jadi Pebisnis

Perempuan yang sudah delapan tahun lebih menggeluti Batik Banteng ini mengaku selama perjalanan yang panjang, ia mengatakan bukan seorang pebisnis. Bukan tidak ada inisiatif untuk membuka usaha, istilah yang ia gunakan, membuat batik adalah sebuah karya tidak lebih.