Batik Bantengan, Lestarikan Kebudayaan-Gerakkan Kesejahteraan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Perihal omzet, Batik Bantengan yang ia geluti masih di kisaran antara Rp 60 juta sampai Rp 90 juta perbulan. Sementara jika di akhir tahun seperti ini, bisa sampai Rp 150 juta juga.
Dengan puluhan karyawan, ia bisa memproduksinya batik tulis di angka 200-an. Sedangkan batik cap bisa sampai ribuan pcs memproduksi dalam satu bulan.
Tak hanya terpaku pada kain batik, Anjani
berkontemplasi dari batik tersebut menambah produksi menjadi dijadikan produk turunan. Mulai seperti tas, sepatu, baju trendy dengan perpaduan Batik Bantengan.
"Sementara untuk pesanan sendiri
pemasaran masih banyak di daerah Jakarta Surabaya dan kota-kota besar lainnya," imbuhnya.
Ditanya perihal optimisme di tahun mendatang, ia mengaku karena pascapandemi banyak sekali perubahan-perubahan yang tadi batik itu sangat mudah dipasarkan. Sekarang orang lebih mencari produk yang langsung dipakai.