Stunting di Surabaya Diharapkan Semakin Turun dengan Adanya MBG

- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim-Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya M. Eri Irawan mengatakan stunting di Surabaya menunjukkan penurunan signifikan, dari 28,9 persen pada tahun 2021 menjadi 4,8 persen di 2022. Dan kembali turun menjadi 1,6 persen pada 2023.
“Berdasarkan data terakhir yang kami peroleh, angkanya kini telah mencapai 1,2%. Harapannya, dengan adanya program makan bergizi gratis, angka stunting dapat terus ditekan hingga mencapai nol,” ujar M. Eri Irawan dalam sosialisasi MBG di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Sabtu, 3 Mei 2025.
Ia mengatakan Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui berbagai program salah satunya dari MBG. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di kota Surabaya.
Sementara itu Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional (BGN), Imam Bachtiar Farianto menjelaskan terkait program BGN, yaitu mulai visi-misi presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran menuju Indonesia Emas 2045.
“Program Makan Bergizi Gratis diprioritaskan bagi peserta didik (PAUD, SD, SMP, dan SMA) serta peserta non-didik, seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, guna memenuhi kebutuhan gizi mereka agar tumbuh sehat, menjadi generasi penerus bangsa, dan berkontribusi dalam pencapaian Generasi Emas 2045,” jelasnya.
Ia mengatakan bahan pangan yang digunakan pada program MBG akan dipasok dari wilayah sekitar, melalui pembelian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, atau langsung dari petani dan peternak. Hal tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Hingga saat ini, sebanyak 8 SPPG telah aktif beroperasi melayani peserta penerima manfaat di Kota Surabaya. Dan ia mengajak bagi masyarakat yang berminat menjadi mitra Badan Gizi Nasional, untuk segera mendaftar yang hanya dapat dilakukan secara resmi di situs resmi BGN.
Anggota Komisi IX DPR RI, Indah Kurniawati meminta kepada Forkopimda dan Forkopimcam agar segera mempersiapkan koperasi dan BUMDES sebagai wadah untuk mensuplai bahan baku program MBG. Selain itu juga mereka didorong agar menghitung jumlah calon penerima manfaat. Termasuk memetakan jumlah dapur yang dapat dibangun di wilayahnya.
Indah menjelaskan MBG tidak hanya untuk mengurangi pravelensi stunting di bidang kesehatan masyarakat. Tetapi juga berdampak besar terhadap aspek lainnya, seperti sirkular ekonomi rakyat dari hulu ke hilir, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan SDM yang unggul dan berkualitas.
Ia mengungkapkan mengenai dapur sehat, sampai saat ini masih belum ada dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah Mulyorejo. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapur sehat akan segera berdiri di wilayah Mulyorejo.
“Maka untuk mempercepat pembangunan titik SPPG, diperlukan kolaborasi dan tindak lanjut serta keseriusan forkopimda, forkopimcam," pungkasnya.