Generasi Muda Buddhist Basuh Kaki Orang Tuanya di Akhir Vesak Festival

- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim-Tangis haru dan suasana penuh makna mewarnai hari terakhir Vesak Festival 2025 di Surabaya, Senin, 12 Mei 2025. Suasana haru itu terlihat saat aksi simbolik "Bakti Orang Tua" yang ditunjukkan dengan membasuh kedua kaki orang tuanya yang sudah melahirkan dan merawatnya dengan sepenuh hati, mulai dari kecil hingga dewasa.
Acara yang digelar oleh Young Buddhist Association of Indonesia (YBAI) ini bertepatan dengan Hari Ibu Internasional pada 11 Mei 2025 dan peringatan Tri Suci Waisak 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu acara penutup dari perayaan Vesak Festival ke-10 yang mengusung tema “Light of Compassion: Guiding the Next Generation.”
Ketua Panitia Vesak Festival 2025 Herman Pranata menjelaskan bahwa aksi bakti orang tua atau membasuh kedua kaki orang tua ini merupakan aksi nyata yang dilakukan oleh YBAI dalam mengajak generasi muda untuk menunjukkan bakti dan rasa hormat kepada orang tua yang telah berjasa dalam kehidupan mereka.
“Jadi, ini adalah bentuk penghormatan dari anak kepada orang tua yang telah berjasa bagi kehidupan mereka, yang telah merawatnya dari kecil hingga saat ini. Harapannya, momen ini menjadi perenungan untuk terus mengingat jasa-jasa mereka,” kata Herman Pranata di sela-sela acara.
Menurut Herman, kegiatan membasuh kaki orang tua bukanlah tradisi wajib dalam perayaan Waisak, namun tahun ini diadakan secara khusus di Vesak Festival Surabaya setelah sebelumnya hanya dilaksanakan di Vesak Festival Jakarta.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang menyentuh secara emosional dan spiritual di akhir festival. Ini pertama kali dilakukan di Surabaya,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya menyentuh hati peserta, tetapi juga relevan dengan nilai-nilai Buddhis. Herman menjelaskan bahwa dalam Manggala Sutta, menghormati mereka yang patut dihormati termasuk orang tua adalah salah satu berkah tertinggi.
“Kami berharap ini menjadi ajaran universal yang tidak hanya milik umat Buddha, tetapi bisa diterima semua kalangan,” ujarnya.
Selain basuh kaki, hari terakhir Vesak Festival juga dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan lain seperti Puja Relik Mahayana, workshop membuat bunga dari kawat (flower pipe workshop), face painting, pertunjukan musik, hingga talkshow interaktif bersama Lince Ruslim Wijaya yang membahas bagaimana nilai cinta kasih dan kebijaksanaan bisa diaplikasikan dalam kehidupan keluarga sehari-hari.
Vesak Festival yang digelar selama enam hari ini melibatkan berbagai komunitas mahasiswa Buddhis dari Surabaya dan kota lain. Setelah Surabaya, festival akan dilanjutkan di Jakarta pada 15–18 Mei 2025 di Mal Taman Anggrek.
Selama enam hari pelaksanaan Vesak Festival 2025 Surabaya, Herman berharap acara ini dapat menjadi wadah inspiratif yang dapat memperkuat cinta kasih serta kebijaksanaan dari setiap individu, dan tentunya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi, dalam momentum peringatan 10 tahun Vesak Festival ini, YBAI juga menyuarakan solidaritas terhadap korban gempa 7,7 SR di Myanmar yang terjadi pada 28 Maret 2025 lalu.
“Jadi, kami ingin Vesak Festival tidak hanya menjadi ajang spiritual, tapi juga aksi nyata welas asih dan kepedulian kepada sesama,” pungkasnya.