Intip Agrowisata Melon Milik Pemdes di Mojokerto, Buah Bisa Petik Sendiri Sesuai Selera
- M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Pengembangan agrowisata melon milik Pemdes Balongwono ini telah dimulai sejak tahun 2022 dengan memanfaatkan di lahan TKD seluas 2000 meter persegi. Awalnya, kata Puji, pihaknya sempat berfikir hendak menanam semangka atau melon. Setelah didiskusikan dengan perangkat desa yang lain, ternyata pilihan jatuh kepada buah melok karena perawatannya lebih mudah.
Proses pengengembangan melibatkan kelompok wanita tani (KWT) dan memperberdayakan 6 petani lokal atau buruh tani. Selain itu, juga mendatangkan petani melon yang telah sukses dari Kediri untuk membimbing.
"Para petani lokal yang kita berdayakan diupah, sehari sekitar Rp 60 ribu. Itu pun bekerjanga pagi sampai siang saja," katanya.
Panen kali ini merupakan panen raya kedua kalinya dibuka untuk umum. Menurut Puji, dibuka selama 3 hari itu karena mempertimbangkan tingkat kematangan melon. Meski sebentar, ia berharap bisa cepat habis.
"Kalau tidak habis ya kita petik semuanya sendiri lalu kita jual di Balai Desa," pungkasnya.
Salah satu pengujung asal Surabaya, Nadia mengaku tertarik karena bisa merasankan sensasinya yang berbeda. Yaitu memetik sendiri dengan suasana hamparan persawahan. Ia mengaku, mendapat informasi mengenai agrowisata melon ini dari Kades Balongwono.
"Saya tadi beli melon golden dan amanda. Rasanya manis dan enak. Disink bisa petik sendiri, suasananya ditengah sawah juga," katanya.