Makna Mengucapkan Selamat Natal Menurut Buya Yahya

Penceramah Buya Yahya
Sumber :
  • Viva.co.id

Surabaya, VIVA Jatim –Momen hari Natal tentu menjadi momen umat Nasrani bersuka cita. Berbagai perayaan dilakukan, mulai dari beribadah ke gereja hingga dilanjut dengan acara kumpul keluarga. 

Sementara, tradisi Natal di Indonesia biasanya diisi dengan kegiatan menarik seperti mengadakan pertunjukan musik, tukar kado dengan keluarga dan sahabat, atau sekedar pergi berlibur ke tempat wisata.

Tetapi hal paling utama yang pasti dilakukan adalah memberikan ucapan selamat Hari Raya Natal bagi semua orang yang merayakannya. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan apakah boleh umat Islam, yang merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia, mengucapkan selamat Hari Natal kepada umat Nasrani yang merayakan.

Biasanya, ucapan seperti itu dianggap sebagai sebuah toleransi beragama mengingat semua orang hidup berdampingan. Tetapi di sisi lain, ada juga yang meyakini dalam Islam mengucapkan Natal hukumnya adalah haram dan dilarang.

Untuk ini, Buya Yahya menjelaskan bahwa toleransi beragama yang sesungguhnya adalah dengan tetap menghargai orang lain tanpa memaksanya. Seperti halnya Natal, umat Islam juga punya Idul Fitri atau lebaran. Saat hari raya itu, maka umat muslim tidak boleh memaksa orang Nasrani merayakannya, begitu juga sebaliknya.

"Toleransi itu jangan paksa orang lain untuk ikutin kamu. Jadi gara-gara toleransi salah dalam penerapannya. Contohnya gini, toleransi kalau hari raya Idul Fitri, Anda jangan paksa karyawan Nasrani untuk ucapkan 'Selamat Hari Raya' atau memberikan bingkisan, kan begitu mestinya. Seperti pengajian, orang Nasrani tidak wajib," kata Buya Yahya, mengutip dari VIVA, Senin 25 Desember 2023.

Oleh karena itu, Buya Yahya menekankan bahwa toleransi berarti tidak ada paksaan dari siapapun termasuk memberikan ucapan selamat Natal maupun ikut merayakan.