Mahfud MD Blak-blakan Sebut Ada Upaya Menekan Para Rektor untuk Puji Jokowi 

Cawapres Mahfud MD berikan keterangan saat di Trenggalek
Cawapres Mahfud MD berikan keterangan saat di Trenggalek
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, Presiden Joko Widodo banjir kritikan dari sejumlah pihak. Utamanya para sivitas akademika di sejumlah kampus besar. Mulai dari UGM, UII, Unair hingga Unesa. Mereka mengkritisi perihal demokrasi buruk yang terjadi. 

Menyikapi hal itu, Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD blak-blakan menyebut bahwa saat ini ada upaya untuk menekan para rektor-rektor di banyak kampus yang belum menyatakan sikap kritis. Mereka diminta untuk memuji Presiden Jokowi.

"Secara bersamaan muncul operasi yang mendekati rektor-rektor yang belum mengemukakan. Mereka diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda, untuk mengatakan bahwa Presiden Jokowi baik," jata Mahfud saat berdialog 'Tabrak Prof!' di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024.

Mahfud menuturkan, ada beberapa rektor perguruan tinggi membuat pernyataan seperti yang diminta oleh pihak pelaku ‘operasi’ tersebut. Namun, menurut dia, ada juga rektor yang jelas-jelas menolak. Salah satunya rektor Universitas Soegijapranata di Semarang.

"Dia (rektor) mengatakan diminta untuk menyatakan untuk pemerintahan Jokowi baik, pemilu baik dan lain sebagainya. Nah, itu yang beredar," jelas eks Menko Polhukam tersebut, seperti dikutip dari VIVA, Selasa, 6 Februari 2024.

Bagi Mahfud, adanya dugaan intervensi ke kampus-kampus itu bisa saja terjadi. Namun, untuk mengatakan perguruan tinggi itu takut karena adanya tekanan, tidak juga benar.

Mahfud mengatakan kembali ada sejumlah rektor perguruan tinggi yang belum melakukan deklarasi diminta untuk menyatakan sikap bertolak belakang. Sikap rektor itu nanti akan beda dengan kampus lain yang sudah mengeluarkan petisi kritik pemerintah.

"Mereka ini diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda, didatangi mereka untuk menyatakan bahwa Presiden Jokowi baik, pemilu baik, penanganan Covid baik dan sebagainya," katanya.

Kata Mahfud, dari operasi itu, ada yang berhasil sehingga menekan rektor melakukan deklarasi sesuai pesanan itu.

"Saudara ada beberapa rektor perguruan tinggi yang kemudian membuat pernyataan seperti yang diminta oleh orang yang melakukan operasi itu," tutur eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Menurut Mahfud, sudah ada 59 perguruan tinggi yang menyuarakan pandangan kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Ia bilang selanjutnya akan terus mengalir setiap perguruan tinggi akan menyatakan sikap untuk mengawal pemilu dan menyuarakan pemerintahan yang beretika.

Dia menuturkan, semakin menekan perguruan tinggi, maka semakin bergelombang gerakan-gerakan tersebut.

“Oleh karena itu karena kita berada di Yogyakarta, mari kita mengucapkan terima kasih kepada para guru besar sivitas akademika UGM (Universitas Gajah Mada) yang telah memulai lebih dulu untuk mengajak perguruan tinggi lain menyatakan sikap yang sama,” ujarnya.

Sebelumnya, sivitas akademika termasuk guru besar dari sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), hingga Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat petisi yang berisikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi. Salah satu kritikan itu karena pemerintahan Jokowi tengah di luar jalur hingga kondisi demokrasi yang menurun.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Presiden Jokowi Banjir Kritik, Mahfud MD Ungkap Ada Operasi Senyap Menekan Para Rektor