Elektrifikasi Sektor Pertanian di Jawa Timur Tekan Biaya Operasional Petani

Program Electrifying Agriculture
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Surabaya, VIVA JatimPerusahaan Listrik Negara (PLN) menggulirkan program Electrifying Agriculture. Upaya elektrifikasi di bidang sektor pertanian ini diklaim bisa menekan biaya operasional petani dalam bercocok tanam.

Seperti pengakuan Sumartono (62), petani asal Desa Mojorebun, Kabupaten Nganjuk. Ia mengaku semenjak menggunakan listrik PLN, dirinya bisa menghemat pengeluaran ketimbang memakai diesel saat mengairi sawah.

"Jika sebelumnya pengairan menggunakan diesel selain lebih mahal juga susah mendapat bahan bakarnya. Dalam satu kali penyiraman kebutuhan bahan bakar diesel mencapai tiga liter atau senilai Rp 27.000. Sementara untuk listrik PLN hanya membutuhkan Rp 5000 saja, penghematan mencapai 81 persen," ungkap Sumartono, Selasa, 21 Mei 2024.

Selain lebih hemat secara operasional, elektrifikasi PLN ini akan menjadi lebih cepat karena penyiraman semakin teratur. Ia juga mengungkapkan saat menggunakan bahan bakar diesel harus mendapat ijin dan mendapat pembatasan kuota 30 liter/hari.

"Masyarakat merespon positif kehadiran listrik masuk sawah ini. Selain untuk elektrifikasi, para petani disini memanfaatkan listrik untuk mengusir hama dan menekan biaya pemeliharaan pertanian yang sebelumnya masih menggunakan cara tradisional," tambahnya.

Pengalaman serupa juga diceritakan Heppy, Petani kebun jeruk Desa Bolo, Kecamatan Ujung Pangkah Gresik ini mengungkapkan sebelumnya menggunakan mesin diesel untuk operasional sumur bor mengairi 40 hektar lahan pertaniannya dengan hasil panen per bulan 2 ton per hektar. Menggunakan listrik PLN ia mampu mampu meningkatkan efisiensi produksi hingga 61 persen.

"Semenjak menggunakan listrik PLN kami beralih ke pompa elektrik tipe Submersible Pump sehingga pengairan menjadi sangat lancar dan produktivitas pohon meningkat sehingga hasil buah melimpah. Hasil panen kami naik menjadi 150 persen," tutur Heppy.