Dipecat dari Dekan Fakultas Kedokteran tanpa Alasan, Prof Bus Surati Rektor Unair

Prof Budi Santoso atau Prof Bus di Unair Surabaya.
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Profesor Budi Santoso atau yang biasa disapa Prof Bus mengaku telah berkirim surat kepada Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk menanyakan alasan pemberhentiannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK). Karena di dalam surat keputusan yang ia terima tidak dicantumkan alasan pemecatan dirinya.

Seperti diketahui, Prof Bus dicopot dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair Surabaya. Kabar pemberhentiannya itu diketahui usai Rektor meminta Prof Bus menghadap namun ia tidak bisa memenuhi karena sedang berada di Jakarta pada Selasa, 2 Juli 2024.

Isu yang berkembang, pencopotan Prof Bus buntut dari penolakannya terhadap rencana pemerintah yang akan mendatangkan dokter-dokter asing ke tanah air.

"Kami datang ke Kampus C [Unair] tadi, ke kantor rektor dengan niatan baik. Kami ingin mengantarkan sebuah surat yang isinya klarifikasi dan mempertanyakan alasan dan prosedur, apa yang diberlakukan kepada kami. Sehingga begitu singkatnya, saya mendapatkan SK [Pemberhentian] tersebut," tutur Prof Bus ditemani tim advokasi dari Lembaga Bantuan Hukum terkait dan Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Senin, 8 Juli 2024.

Prof Bus berharap, surat yang dilayangkan itu bisa segera dijawab oleh pihak Rektor Unair agar ada kejelasan mengenai alasan dirinya dicopot dari jabatan sebagai Dekan FK Unair. Sehingga informasi tidak menjadi spekulasi liar di tengah-tengah masyarakat.

"Maka kami mengajukan suatu surat yang isinya adalah pertanyaan dan klarifikasi yang terkait dengan alasan dan prosedur yang terkait dengan pemberhentian saya," lanjutnya.

Dengan adanya surat itu, Prof Bus juga menginginkan akan terwujud dialog dan komunikasi yang baik antara dirinya dengan pihak rektor untuk mencari solusi paska kasus ini mencuat demi nama baik Unair.

"Rumah besar ini harus kita rawat, dengan hati yang lebar, fikiran yang matang dan jiwa yang tenang. Kita ingin Universitas Airlangga bisa maju dan berkembang," tutupnya.