Rais dan Ketua PWNU Jatim Pilihan PCNU Tulungagung di Konferwil 2024 di Tebuireng

Ketua PCNU Tulungagung KH Muhson Hamdani.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim – Seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se Jawa Timur bersiap-siap untuk mengikuti Konferensi Wilayah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (Konferwil PWNU) Jawa Timur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, pada 2-4 Agustus 2024. Salah satu agenda di forum tertinggi NU tingkat provinsi itu ialah pemilihan rais syuriah dan ketua tanfidziyah.

Tentu saja masing-masing PCNU memiliki hak untuk menentukan sikap siapa yang bakal dipilih untuk menjadi pimpinan NU Jatim lima tahun ke depan. Menurut Ketua PCNU Tulungagung KH Muhson Hamdani, para kiai dan Nahdliyin di Tulungagung masih menginginkan duet KH Anwas Manshur dan KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin sebagai Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim lima tahun ke depan.

“Kalau kiai-kiai [pilihannya] Gus Kikin dan Kiai Anwar [Manshur] tetap [memimpin PWNU Jatim]. Itu kayanya. Hampir semuanya itu [pilihannya],” kata Kiai Muhson ditemui seusai acara pisah sambut Kepala Kepolisian Resor Tulungagung antara pejabat lama dan baru di Markas Polres Tulungagung, Jumat, 19 Juli 2024.

Diakui Kiai Muhson, sampai saat ini nama yang mengemuka dalam bursa calon rais dan ketua di momen Konferwil PWNU Jatim ialah Kiai Anwar Manshur dan Gus Kikin. Alasannya, Kiai Anwar adalah kiai sepuh yang dikenal kedalaman ilmunya dan bijaksana. “Tradisi di NU selama rais syuriah masih berkenan, kita teruskan. Itu biasanya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadien tersebut.

Sementara untuk ketua tanfidziyah, Gus Kikin mengemuka karena ia baru sebentar menjadi Ketua PWNU Jatim dan itu pun sifatnya pengganti sementara, setelah PBNU mencopot KH Marzuki Mustamar beberapa bulan lalu. Selama menjadi Pj Ketua PWNU Jatim, dia menilai Gus Kikin mampu menjalankan tugasnya secara baik.

Untuk diketahui, calon rais syuriah dipilih melalui mekanisme Ahlul Halli wal Aqdli atau Ahwa yang terdiri dari 7 ulama atau kiai NU yang diakui kedalaman ilmu dan luas kebajikan dan kebijaksanaannya. 7 kiai khas inilah yang nantinya akan bermusyawarah secara mufakat untuk memilih siapa dari 7 anggota Ahwa menjadi Rais Syuriah PWNU Jatim lima tahun ke depan.

Katib Syuriah PWNU Jatim KH Romadhon Khatib sebelumnya menjelaskan, sesuai aturan yang berlaku di NU, untuk tingkat wilayah jumlah anggota Ahwa ialah 7 orang. Sementara untuk konferensi di tingkat cabang anggota Ahwa sebanyak 5 orang. “9 [anggota Ahwa] untuk PBNU,” katanya kepada VIVA Jatim pekan lalu.