Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan Jadi Atensi Sataretan Sumenep Berdaya

Temu Rutin Yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

”Saya ingin mencari formulasi bagaimana perekonomian mikro betul-betul memberikan solusi bagi perekonomian masyarakat. Bank-bank kanibalistik telah banyak merusak,” terangnya. 

Forum ini pun kian hangat dengan hadirnya seorang pengusaha muda asal Kabupaten Malang Jawa Timur, Yunandi. Sebagai seorang pengusaha berlatarbelakang santri, ia berbagai pengalaman bagaimana merintis dan memulai usaha dari titik nol hingga berhasil memiliki bisnis di berbagai sektor, mulai dari peternakan hingga properti. 

Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Latee itu lantas berbagi kiat-kiat memulai usaha. Menurutnya ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam memulai suatu bisnis, sekecil apapun. 

“Dalam membangun bisnis, pertama adalah mengubah mindsett atau pola pikir. Makanya benar apa kata Menparekraf, bahwa dalam usaha modal itu belakangan. Yang pertama adalah knowledge atau pengetahuan. Sehingga dalam memilih bisnis, harus yang benar-benar dikuasai bidangnya, meski ada pula yang berdasarkan hobi,” ungkapnya. 

Mengusai bidang tertentu, menurut Yunandi harus dimulai dengan belajar kepada yang lebih paham. Seperti halnya, menjadi pengusaha property, bangunan, harus dimulai dengan menjadi mandor terlebih dahulu. 

Hal yang tak kalah penting dalam memulai usaha, menurut Yunandi adalah sikap atau perilaku. Setiap orang yang tengah memulai bisnis, hendaknya bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran. 

“Jangan sampai pengeluaran untuk belanja kebutuhan melebihi kemampuan kita dalam mendapatkan uang. Ini sejalan dengan yang disampaikan Ra Mamak tadi, bahwa ’tengka’ atau perilaku dalam hal ini sangat penting,” tegasnya.