Pengawas Ponpes di Mojokerto Cabuli-Sodomi Santri Divonis 9 Tahun Penjara dan Denda Rp500 Juta

M Mu'is, pengawas ponpes yang cabuli-sodomi santri
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim – M Mu’is, pengawas Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Pacet, Mojokerto yang terjerat kasus pencabulan menjalani sidang putusan. Ia divonis 9 tahun penjara dan denda Rp 500 Juta 

Sidang pembacaan putusan digelar di ruang sidang Cakra Pengadilan Negeri (PN) Mojokerto, Rabu, 18 Agutus 2024. Jalannya sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Frasiskus Wilfildrus Mamo. Namun, amar putusan dibacakan anggota Majelis Hakim Luqmanulhakim

Terdakwa Muiz mengikuti sidang dengan didampingi penasihat hukumnya, Purwadi. Nampak hadir jaksa penuntut umum (JPU) I Gusti Ngurah Yulio. 

Dalam tuntutannya, hakim menyatakan Muiz melanggar pasal 82 ayat (1) juncto pasal 76E UU RI no 17 tahun 2016 tentang Perlingungan Anak Juncto pasal 64 ayat (1) KUHP, sebagaimana dakwaan alternatif pertama. 

“Menjatuhka pidana selama 9 tahun dan denda sebesar Rp500 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti kurang penjara selama 4 bulan,” kata Lukman saat membacakan amar putusan, Rabu, 18 September 2024. 

 

Lukman menyebut, putusan itu telah mempertimbangkan beberapa keadaan. Keadaan memberatkan, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat, membuat malu para korban.

Adapun hal yang memberatkan ialah, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat, merusak masa depan para korban dan membuat korban merasa malu

"Hal yang meringkan terdakwa tidak berbelit di persidangan dan terdakwa belum pernah dihukum," terang Luqman

Putusan yang diberikan hakim kepada terdakwa M Mu'iz terbilang lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). JPU menginginkan terdakwa dituntut 12 tahun penjara dan denda RP 500 juta subsider 6 bulan kurungan

Atas putusan tersebut, Muiz pun pasrah. Ia tak mengajukan upaya hukum banding. Sehingga, Hakim menyatakan putusan perkara ini telah inkrah

“Terima,” kata Muiz kepada Majelis Hakim

Untuk diketahui, Kasus pencabulan ini terbongkar di akhir tahun 2023 karena salah satu korban enggan kembali pondok. Sesuai orang tua korban mendesak alasan yang mendasari. Korban pun bercerita kepada orang tuanya tentang apa yang dialaminya.

Dari pengakuan satu anak, terkuak beberapa korban lainnnya. Total korban sebanyak 5 santri laki-laki dengan usia rata-rata 14-15 tahun. Selanjutnya para orang tua korban melaporkan ke Polda Jatim.

Aksi bejat terdakwa berlangsung dalam kurun waktu 2023. Masing-masing korban dicabuli di waktu yang berbeda. Biasanya Muiz beraksau di malam hari saat jam tidur.

Modusnya, terdakwa memanggil korban ke kamarnya dan mengajak tidur bersama dengan kondisi lampu dimatikan. Di situ lah terdakwa lalu mencabuli para korban