PWNU Jatim Siapkan 99 Delegasi untuk Ikuti Gerak Jalan Resolusi Jihad Mojokerto-Surabaya

Kantor PWNU Jawa Timur di Surabaya
Sumber :
  • Istimewa

"KHM Hasyim Asy'ari pun mengeluarkan Fatwa Jihad pada 17 September 1945 (satu bulan setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta), lalu nyambung dengan Resolusi Jihad (22/10) yang merupakan fatwa ulama untuk pemerintah Indonesia agar melawan Sekutu (resolusi bukan fatwa untuk masyarakat)," katanya.

Resolusi Jihad merupakan hasil pertemuan PBNU/HBNO yang dihadiri ulama NU se-Jawa dan Madura di Kantor HBNO/PBNU di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945, yang disiarkan lewat media yakni Kantor Berita ANTARA (25/10), Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta (26/10), dan Berita Indonesia Jakarta (27/10). Bedanya, jika fatwa jihad untuk umat itu digetoktularkan dari surau ke surau (dari pesantren ke pesantren).

"Perlawanan rakyat terjadi dimana-mana hingga terbunuhlah Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945, dan Sekutu pun marah dengan mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerah tanpa syarat pada 10 November 1945 pukul 06.00 WIB. Namun, rakyat tidak mau menyerah. Apalagi, KHM Hasyim Asy'ari pun mengeluarkan Fatwa Jihad lagi pada 9 November 1945, sehingga ribuan massa/santri bergerak ke Surabaya," katanya.

Perlawanan rakyat di Surabaya juga disuarakan Bung Tomo dari Radio Pemberontakan Rakyat melalui pekik takbir "Allohu Akbar" berkali-kali. Takbir itu atas saran dari KHM Hasyim Asy'ari kepada Bung Tomo untuk menyemangati rakyat dalam berjihad/berjuang.

"Jadi, Gerak Jalan dan Hari Santri itu benar-benar berbasis bukti historis, dari Fatwa Jihad, Resolusi Jihad (di Gedung HBNO), dan pekik Allohu Akbar oleh Bung Tomo, namun peran NU dalam 10 November itu secara langsung dibuktikan oleh gerakan laskar Hizbullah yang digerakkan oleh Fatwa Jihad KHM Hasyim Asy'ari," katanya.

Selain Napak Tilas Gerak Jalan "Resolusi Jihad" pada 2-3 November, puncak Hari Santri 2024 yang diadakan PWNU Jatim adalah "Mujahadah Pejuang Masa Kini" di Gedung PBNU Tempo Doeloe di Jl. Bubutan, Surabaya pada pada 9 November 2024, yang memanggil seluruh pejuang di pelosok Jawa Timur dan Nusantara.