Nunggak Bayar Rp 2,4 Triliun, Ratusan Vendor Demo PT Barata Indonesia di Gresik

Koordinator AVB Muhammad Nur dan beberapa perwakilan vendor.
Sumber :
  • Tofan Bram Kumara/Viva Jatim

Gresik, VIVA Jatim –Ratusan perwakilan dari 272 vendor mitra kerja PT Barata Indonesia melakukan aksi demonstrasi di depan kantor pusat perusahaan di Gresik pada Selasa, 12 November 2024. Massa menuntut pembayaran kontrak pekerjaan senilai total Rp 2,4 triliun yang telah selesai dikerjakan sejak 2018 namun hingga kini belum dibayar oleh pihak perusahaan.

Massa, yang tergabung dalam Aliansi Vendor Barata (AVB), berjalan dari Stadion Gelora Joko Samudero menuju kantor PT Barata Indonesia di Jalan Kapten Darmosugondo, Kecamatan Kebomas. Setibanya di lokasi, para perwakilan vendor bergantian melakukan orasi dan membentangkan spanduk berisi tuntutan agar perusahaan segera melunasi pembayaran mereka.

Salah satu tuntutan utama massa adalah agar manajemen PT Barata Indonesia segera membayarkan hak para vendor yang telah menyelesaikan pekerjaan. Hal ini diharapkan agar vendor-vendor tersebut bisa kembali beroperasi normal tanpa kendala finansial.

Setelah serangkaian orasi, perwakilan vendor melakukan audiensi dengan manajemen PT Barata Indonesia. Namun, pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam tersebut berakhir tanpa mencapai kesepakatan atau titik temu.

Koordinator aksi AVB, Muhammad Nur, menyatakan bahwa jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi, mereka berencana mendirikan tenda di depan kantor perusahaan hingga hak-hak vendor terpenuhi. Mereka juga mengancam akan melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Perwakilan vendor sudah melakukan audiensi selama lebih dari satu jam, namun hasilnya buntu, belum ada titik temu,” ujarnya.

Nur menjelaskan bahwa sudah lima tahun sejak pekerjaan selesai, namun PT Barata Indonesia belum juga membayar kewajibannya. Totalnya ada 272 vendor dengan nilai kontrak yang belum dibayar mencapai Rp 2,4 triliun.

"Sejak tahun 2018, Barata Indonesia belum melakukan pembayaran. Sementara kami sudah menyelesaikan pekerjaan kami dan mengajukan invoice, tapi hingga kini belum ada pembayaran," jelasnya.

Nur menambahkan bahwa para vendor telah menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk mengadakan mediasi pada tahun 2021, namun belum menemukan solusi.

"Mediasi sudah dilakukan pada 2021. Namun, PT Barata Indonesia belum menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan pembayaran piutang ini," katanya.

Dari hasil audiensi, manajemen PT Barata Indonesia belum bisa memberikan keputusan apapun dan masih harus berkoordinasi dengan manajemen di Jakarta.

“Jika hari ini tidak ada penyelesaian atau terjadi deadlock, kami akan terus melakukan aksi, bahkan hingga malam, sampai esok, hingga Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mendengar aksi ini dan merespon suara kami,” pungkas Nur.