Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Khofifah-Emil Kokoh di Atas Jelang Masa Tenang
- Istimewa
Kemudian popularitas Tri Rismaharini di angka 71,7 persen, Luluk Nur Hamidah baru di angka 21,2 persen. Adapun popularitas calon wakil gubernur lainnya masih berada di posisi yang rendah. Zahrul Azhar Asumta di angka 20,9 persen dan Lukmanul Khakim di angaka 15,3 persen.
Menurut Fadhli tingkat kepuasan yang tinggi terhadap incumbent berdampak terhadap tingkat keinginan masyarakat agar pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak kembali menjadi Gubernur-Wakil Gubernur di periode mendatang. Sebanyak 70,6 persen dari pemilih di Provinsi Jawa Timur menginginkan incumbent untuk kembali memimpin.
Faktor lainnya yang membuat elektabilitas Khofifah tinggi adalah posisinya sebagai Ketua PP Muslimat NU. Banyak warga NU yang condong memberikan suaranya kepada Khofifah.
"Pemilih dari basis nahdliyin terkonfirmasi mayoritas sudah menentukan pilihan ke pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak," jelasnya.
Disamping itu, Fadhli menambahkan pemilih partai politik pengusung Khofifah-Emil sejauh ini sangat solid. Ditambah dengan pemilih dari PDI Perjuangan dan PKB mayoritas justru memilih Khofifah-Emil dibanding paslon yang diusung kedua partai tersebut.
Di mana sebanyak 74,1 persen, pemilih PKB justru memilih Khofifah-Emil. Pemilih PKB yang memilih LUMAN hanya 2 persen, dan yang memilih Risma-Gus Hans sebanyak 12,7 persen. Sedangkan 46,7 persen pemilih PDIP memilih Khofifah-Emil, kemudian 41,2 persen pemilih PDIP memilih Risma-Gus Hans, dan 2,4 persen ke LUMAN.
"Data ini memperlihatkan bahwa banyak masyarakat yang pilihan partainya tidak selaras dengan dukungan partai ke pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya. Pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dipersepsi oleh masyarakat lebih berpengalaman, berkepribadian baik, dan paling dekat dengan masyarakat dibanding pasangan calon lainnya," tuturnya.