Jalan Bringin-Boan Rampung, Mas Ony Ngawi: Daya Ungkit Ekonominya akan Dirasakan Masyarakat
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ngawi, VIVA Jatim –Masyarakat Desa di Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, menggelar acara selamatan atau tasyakuran atas selesainya pembangunan Jalan Bringin-Boan yang menghubungkan tiga desa, yaitu Bringin, Kenongorejo, dan Sumberbening, pada Rabu, 13 November 2024.
Pembangunan jalan sepanjang 5,5 kilometer (km) ini telah lama dinantikan oleh warga setempat, setelah puluhan tahun menghadapai kesulitan akibat kondisi jalan yang rusak parah.
Calon Bupati Ngawi petahana, Ony Anwar Harsono, hadir dalam acara tersebut untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat atas selesainya pembangunan infrastruktur vital ini. Kehadirannya disambut dengan antusias oleh warga yang hadir dalam acara tasyakuran.
Wajar, di masa pemerintahan Mas Ony lah, akses jalan di wilayah tersebut yang sebelumnya rusak berat, kini selesai dibangun dan sehingga dapat dilalui secara mudah. Mas Ony berharap, pembangunan jalan Bringin-Boan sepanjang 5,5 kilometer (Km) ini, menjadi triger daya ungkit ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Warga Boan dan sekitarnya ini, sudah lama sekali mendambakan jalan yang bagus. Di sana potensi tanaman jagung, tabu, tembakau, luar biasa,” kata Mas Ony, Kamis 14 November 2024.
Disampaikan, mayoritas warga di Boan dan sekitarnya, adalah masyarakat desa hutan, yang menggantungkan kegiatan ekonominya di hutan melalui kerja sama perhutanan sosial. Warga banyak menanam komoditas pangan, semisal jagung dan ketela.
“Lalu, ada juga hasil perkebunan dengan tanaman tembakau dan lainnya,” ucap Mas Ony.
Hanya, sambung dia, komoditas dari daerah Boan dan Kecamatan Bringin secara umum, kalah bersaing dengan yang berasal dari Ngawi bagian selatan. Diketahui, wilayah Kecamatan Bringin, Karanganyar, Karangjati, Pitu, dan Kasreman, sering disebut sebagai wilayah lor bengawan.
“Potensi komoditasnya luar biasa, tapi harganya kurang kompetitif, karena truk kalau masuk ke sana yang komplain karena jalannya jelek dan susah. Sehingga alasan itu yang menyebabkan harganya selisih jauh dari Ngawi selatan,” ucapnya.
Oleh karenanya, Mas Ony berharap, dengan selesainya proyek jalan di Kecamatan Bringin ini, harga komoditas masyarakat setempat bisa bersaing dan kompetitif, karena ada aksesibilitas yang baik dan lebih mudah. Dengan demikian, hal ini bisa menjadi daya ungkit secara ekonomi.
“Menjadi triger untuk percepatan pengentasan kemiskinan untuk mengakselerasi kegiatan ekonomi kerakyatan, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegasnya.
Lebih luas, Mas Ony, mengatakan saat ini kondisi jalan mantap di Ngawi sudah mencapai lebih dari 95 persen. Ia mengakui, ada prioritas pembangunan jalan di wilayah lor bengawan, yang menjadi kantong-kantong kemiskinan.
Sebelumnya, puluhan tahun sudah Jalan Bringin-Boan yang menjadi akses untuk warga di tiga desa: Bringin, Kenongorejo, dan Sumberbening, di Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), tak tersentuh perbaikan.
Selama itu, warga pun kesulitan untuk beraktivitas secara lancar, terkendala kondisi akses jalan yang membelah hutan tersebut. Terutama saat musim penghujan turun. Akses jalan berubah menjadi seperti medan off road yang berlumpur dan sulit dilintasi kendaraan.
Padahal, Jalan Bringin-Boan menjadi akses utama warga di wilayah tersebut menuju kota kecamatan maupun kota kabupaten. Terdapat ratusan kepala keluarga (KK) dan ribuan jiwa di wilayah itu, yang menggantungkan akses pada Jalan Bringin-Boan.
Kepala Desa (Kades) Sumberbening, Hanif Hernawan, mengatakan akses jalan tersebut sudah sangat lama tak tersentuh pembangunan. Menurut dia, kala musim hujan, jalan dari tanah liat tersebut menjadi berlumpur pekat.
“Warga pun tentu kesulitan untuk melintas. Kendaraan sering terjebak saat nekat menerobos,” ucapnya, Senin 30 Oktober 2024.
Hanif menuturkan, saat musim hujan, pakaian anak-anak sekolah jadi kotor saat tiba di tempat belajar. Hal ini lantaran terciprat lumpur saat melintas di jalan becek yang mereka lalui.
Ia pun bercerita ihwal kesulitan lain yang dialami warga. Hanif ingat, pada suatu waktu, ada warga yang meninggal dunia di rumah sakit. Ambulans yang membawa jenazah tak bisa masuk sampai rumah duka, mogok terjebak lumpur tanah liat di tengah Jalan Bringin-Boan.
“Sudah berupaya didorong warga, tapi tak berhasil. Akhirnya jenazah digotong warga secara manual, berjalan cukup jauh,” katanya, berkisah.
Pernah pula, ibu hamil yang akhirnya melahirkan di tengah jalan, sebelum sampai Puskesmas, lantaran terhambat akses jalan tersebut.
“Itu cerita masa lalu. Kini kami bersyukur, kondisi jalan telah berubah,” ucapnya.
Pembangunan dengan rigid beton Jalan Bringin-Boan sepanjang 5,5 Km dengan lebar 4 meter, dibiayai dari pos Dana Alaokasi Umum (DAU) dengan pagu anggaran mencapai Rp14,7 miliar. Jalan tersebut ditargetkan rampung pada akhir Desember 2024, namun dapat diselesaikan lebih cepat dari rencana semula.