Luluk Pegang Keris, Tegaskan Pentingnya Peran Perempuan dalam Sejarah dan Budaya

Calon Gubernur Jawa Ti
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, menyoroti pentingnya peran perempuan dalam sejarah dan seni budaya Indonesia yang selama ini sering terabaikan.

Hal ini disampaikan Luluk saat menghadiri Pameran Transformasi Keris Nusantara di Surabaya, Jumat 15 November 2024.

Menurut Luluk, budaya patriarki telah mempengaruhi minimnya catatan sejarah tentang kontribusi perempuan, termasuk dalam penciptaan seni keris dan tosan aji.

“Karena memang ada aspek patriarki dalam budaya kita, dan itu ternyata berpengaruh pada sedikitnya mpu-mpu perempuan yang tercatat dalam sejarah," ujarnya.

Luluk menyoroti pentingnya menggali lebih dalam keberadaan mpu perempuan dalam sejarah seni keris Nusantara. Ia menegaskan bahwa saat ini hanya satu nama perempuan, yaitu Empu Sombro, yang tercatat sebagai mpu dalam sejarah.

"Masa iya kita hanya punya Empu Sombro dari abad ke abad? Masa tidak ada mpu perempuan lain? Saya yakin mereka pasti ada," kata Luluk.

Dalam pandangan Luluk, sejarah sering kali hanya menonjolkan peran laki-laki, sementara kontribusi perempuan kurang diakui. Hal ini, menurutnya, perlu diubah dengan merekonstruksi narasi sejarah untuk memberikan pengakuan yang lebih adil terhadap perempuan.

“Sejarah kita masih sering menjadi sejarah laki-laki, karena ditulis sebagai history, bukan herstory. Dalam seni budaya dan peradaban luhur seperti keris, sangat sedikit perempuan yang diakui,” tambahnya.

Komitmen terhadap Kesetaraan Gender

Luluk mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengangkat peran perempuan yang selama ini terpinggirkan. Ia percaya bahwa nilai-nilai luhur dalam seni budaya, seperti keris, dapat menjadi inspirasi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan setara.

“Kita harus melihat kembali dan mengupayakan agar tokoh-tokoh perempuan yang memang sepatutnya dihargai, diakui keberadaannya, karena mereka juga memperkaya seni, budaya, dan peradaban luhur kita,” tuturnya.

Ia juga menegaskan komitmennya terhadap kesetaraan gender tidak hanya dalam seni dan budaya, tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, pendidikan, dan media sosial.

“Mudah-mudahan dari ajaran leluhur ini, kita bisa membawanya ke semua aspek kehidupan, termasuk kampus, politik, ekonomi, dan seni budaya,” ujarnya penuh semangat.

Sebagai calon gubernur, Luluk berkomitmen menjadikan seni dan budaya sebagai salah satu pilar utama dalam membangun Jawa Timur yang berdaya saing. Ia berharap generasi muda tidak hanya mengenal keris sebagai artefak seni, tetapi juga memahami nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

“Kesetaraan harus diperjuangkan di semua aspek, termasuk dalam budaya dan sejarah,” tegasnya.

Pameran Transformasi Keris Nusantara, menurut Luluk, menjadi langkah konkret dalam pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas nasional. Ia berharap acara serupa dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk melestarikan seni budaya Indonesia.

Melalui acara ini, Luluk tidak hanya menyuarakan pentingnya pelestarian budaya, tetapi juga menggarisbawahi perlunya pengakuan lebih besar terhadap kontribusi perempuan. Ia optimis langkah ini dapat menjadi awal dari gerakan besar untuk membangun Jawa Timur yang inklusif dan berkeadilan.