Harga Cabai Rawit di Mojokerto Masih Tinggi, Pedagang Sumringah

Pedagang cabai di Pasar Tanjung Anyar
Sumber :
  • Viva Jatim/M Luthfi

Mojokerto, VIVA JatimHarga cabai rawit di Mojokerto terbilang tinggi pada awal tahun 2025. Tingginya harga cabai ini membuat pedagang sumringah.

Pedagang cabai di Pasar Tanjung Anyar, Muhammad Bejo (57) mengatakan, harga cabai rawit berangsur naik sejak awak tahun 2025. Saat ini menembus Rp 55 ribu per Kilogram (Kg). 

“Sebelum tahun baru Rp 40 Ribu. Sekarang Rp 55, sempat Rp 60 ribu. Kalau Yang bagus Rp 60 ribu,” katanya kepada wartawan, Kamis, 2 Januari 2025. 

Kenaikan harga tersebut menurut dia dipicu karena pasokan cabai rawit kurang akibat cuaca buruk. Meski naik, Bejo justru senang lantaran keuntungannya juga naik. Dalam sehari, ia mampu menjual hingga 2 kwintal per hari.

“Malah enak kalau naik, keuntungannya banyak Sehari dua kwintal sehari. Keuntungan naik kira-kira 10 persen,” ungkap Bejo. 

Hal senada juga disampaikan pedagang cabai grosir di pasar yang sama, Mujio (42). Namun, harga cabai rawit di lapaknya justru berangsur turu sejak memasuki awal tahun 2025. 

“Tanggal 31 desember (2024) Rp 65 ribu, kemarin Rp 55 ribu dan sekarang Rp 50 ribu,” ungkapnya. 

Meski begitu, harga cabai saat ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan hari biasa. Penyebabnya, dipicu karena kelangkaan cabai rawit. Terutama stok di petani lokal. Kini, dirinya mengambil stok cabai rawit dari daerah Probolinggo. 

“Sekarang kan banyak (petani cabai) yang kebanjiran. Sehingga cabainya tidak ada yang jadi karena gagal panen,” ungkap kelahiran Perak, Jombang ini. 

Dengan tingginya harga cabai rawit ini tak mempengaruhi penjualannya karena terbilang Dalam sehari, Mujio mampu menjual hingga 1-2 ton sehari. Sebab dirinya merupakan pedagang grosir

“Kalau harga 50 ribu masih enak. Kalau harga 70-80 baru tidak enak. Harga Rp 50 ribu, modal sedikit sekitar Rp 35 ribu, tapi masih enak (untung),” pungkasnya.