Gunung Semeru Erupsi Enam Kali pada 14 Januari 2025, Masyarakat Diminta Waspada

Gunung semeru erupsi pada Selasa (14/1/2025) pagi.
Sumber :
  • ANTARA

Erupsi kelima terjadi pada pukul 07.54 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.

Erupsi keenam terjadi pada pukul 09.50 WIB, dengan visual letusan yang tidak teramati, namun erupsi ini terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 113 detik.

Sigit Rian Alfian, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, mengonfirmasi bahwa Gunung Semeru saat ini masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi risiko terhadap masyarakat.

Di antaranya, masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dengan jarak maksimal delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

“Masyarakat yang berada di luar jarak tersebut juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terlanda awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 13 kilometer dari puncak,” ujar Sigit.

Ia juga menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya lain, seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di kawasan Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga bisa terjadi di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

“Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjauhi radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” pungkasnya.