Gunung Semeru Erupsi Enam Kali pada 14 Januari 2025, Masyarakat Diminta Waspada
- ANTARA
Lumajang, VIVA Jatim –Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi sebanyak enam kali pada pagi hari ini, Selasa 14 Januari 2025 sejak pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.42 WIB. Meskipun visual letusan tidak teramati, erupsi ini terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 159 detik.
Dua jam kemudian, pada pukul 02.10 WIB, Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut kembali erupsi dengan visual letusan yang juga tidak teramati.
Namun, erupsi tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 145 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 04.19 WIB. Seperti sebelumnya, visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 135 detik.
Pada pukul 06.58 WIB, erupsi keempat terjadi, dengan tinggi kolom letusan yang teramati sekitar 500 meter di atas puncak, mencapai 4.176 mdpl. Kolom abu vulkanik yang keluar berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal yang mengarah ke selatan dan barat daya.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 98 detik.
Erupsi kelima terjadi pada pukul 07.54 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.
Erupsi keenam terjadi pada pukul 09.50 WIB, dengan visual letusan yang tidak teramati, namun erupsi ini terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 113 detik.
Sigit Rian Alfian, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, mengonfirmasi bahwa Gunung Semeru saat ini masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi risiko terhadap masyarakat.
Di antaranya, masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dengan jarak maksimal delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
“Masyarakat yang berada di luar jarak tersebut juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terlanda awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 13 kilometer dari puncak,” ujar Sigit.
Ia juga menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya lain, seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di kawasan Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga bisa terjadi di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
“Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjauhi radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” pungkasnya.