Polisi Ungkap Penyebab Kematian 2 Korban Ledakan di Mojokerto: Tertimpa Reruntuhan dan Asfiksia
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Mojokerto, VIVA Jatim –Dua orang tewas akibat ledakan yang terjadi di rumah Aipda Maryudi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Mojokerto. Polisi menyebutkan, Luluk Sudarwati (41) dan putranya, MAK (2), meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan dan mengalami asfiksia, yaitu mati lemas akibat kekurangan oksigen.
Pernyataan ini disampaikan oleh Doksit Dokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti, saat konferensi pers di Mapolres Mojokerto pada Selasa, 14 Januari 2025. Tutik menjelaskan bahwa pihaknya melakukan visum terhadap jenazah kedua korban setelah dirujuk dari RS Sidowaras ke RSUD Prof. Dr. Soekandar, Mojosari.
“Kami melakukan pemeriksaan terhadap dua orang jenazah, yakni anak MAK dua tahun pada tubuh korban ditemukan beberapa luka lecet pada wajah,” katanya.
“Kemudian jenazah kedua nyonya LS 40 tahun, kami temukan juga luka lecet pada wajah, lengan, dan kaki. Kami temukan tanda-tanda asfiksia. Asfiksia merupakan tanda mati lemas karena kurang oksigen pada kedua jenazah tersebut,” imbuh Tutik.
Menurut Tutik, pemeriksaan hanya dilakukan visum dan tidak dilakukan autopsi terhadap kedua jenazah korban ledakan rumah polisi milik Aipda Maryudi.
Ia memastikan korban masih dalam kondisi utuh dan tidak ditemukan luka bakar.
“Memang ditemukan utuh, tidak ada luka bakar Penyebab kematiannya adalah akibat reruntuhan sesuai dengan temuan pada tubuh korban, ditemukan luka lecet,” beber Tutik.
Dari hasil olah, polisi menemukan senjumlah alat butik dari sekitar reruntuhan rumah Aipda Maryudi. Di antaranya, tiga selongsong kembang api sreng dor, serpihan kertas dan sisa bahan peledak.
Juga ada arang bukti berupa 5 unit handphone dan 1 lembar STNK, sebuah mesin cuci, beberapa tabung gas, serta alat pemutar musik.
Kasubid Balmet Labfor Polda Jatim AKBP Agus Santosa menyampaikan, tim melalukan swab pada pintu kamar Aipda Maryudi. Hasilnya, positif mengandung klorat dan oksidator.
“Klorat ini isian dari bahan ledak kembang api," ungkapnya.
Menurut dia, ada tiga kandungan sisa bahan peledak yang ditemukan di lokasi. Yakni, klorat, sulfur dan karbon. Bahan peledak tersebut terkategori low eksplosive.
“Sifatnya sangat rentan terjadap panas, gesekan, benturan atau getaran," sebutnya.
Belum diketahui pasti jumlah bahan ledak di rumah Aipda Maryudi. Begitu pula dengan pemicu ledakan hebat yang menewaskan Luluk Sudarwati (41) dan putranya yang masih berusia 3 tahun.
Menurut Agus, bahan peledak tersebut terkategori low eksplosive. Namun, rentan meledak.
"Sifatnya sangat rentan terjadap panas, gesekan, benturan atau getaran. Untuk pemicu panas (meledak) itu dari apa, masih kita dalami lebih lanjut bersama barang bukti lain di laboratorium forensik," tandas Agus.