Rasa Nasionalisme dalam Fiqih Peradaban Menurut KH Fafabihi Mahrus Lirboyo

KH Fafabihi Mahrus Lirboyo
Sumber :
  • M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Kiai yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri ini menyebutkan, Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat luar biasa. Ciri khas tersebut diakui oleh dunia internasional dan Timur Tengah.

"Yaitu akhlakul karimah seperti hadist Nabi Muhammad yang diperintah untuk menyempurnakan akhlak," terangnya.

Kiai Kafabihi menggaris bawahi akhlakul karimah inilah merupakan visi dan misi Rasulullah. Sehingga, seseorang yang dinilai adalah akhlak dan adab. Walaupun agama dan ilmu luas, namun ketika akhlak bejat, maka tidak ada nilainya.

"Bahkan orang yang bodoh yang berakhlakul karimah ini lebih utama daripada orang alim yang tidak berakhlakul karimah. Banyak Orang Arab mengatakan ilmu di Arab berkembang, kalau berbicara akhlak Rasulilllah, ini ada di Indonesia, ada di Jawa. Wabil khusus di pesantren-pesantren yang demikian tidak lepas pemimpin-pemimpin kita," pungkasnya.

Sebagai informasi, puncak gelaran Fiqih Peradaban PBNU dijadwalkan pada awal Februari 2023 mendatang. Setidaknya telah menyampaikan undangan kepada 200 ulama dunia dari 50 negara untuk menghadiri Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di Surabaya, Jawa Timur.