Cak Nun Sebut Jokowi Firaun, Kiai Said: Santri tak Boleh Begitu
- Istimewa
Jatim – Mustasyar PBNU, KH Said Aqil Siradj angkat bicara soal Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang menyebut Jokowi sebagai Firaun. Menurutnya, sebagai seorang santri, tidak semestinya mengatakan hal demikian. Lebih-lebih terhadap pemimpin yang harusnya dihormati.
“Dari kacamata orang santri tidak boleh [menyebut Jokowi Firaun],” kata Kiai Said saat ditemui awak media usai menghadiri acara Istigasah DPD PDIP Jawa Timur, di halaman kantor setempat pada Kamis, 26 Jauari 2023 kemarin.
Mantan Ketua Umum PBNU itu lantas menyamakan kasus itu dengan menyebut orang yang masih bersyahadat dengan sebutan kafir. Salah seorang imam dalam ajaran Ahlussunna wal Jamaah, Imam Abu Hasan Al-Asyari tidak memperbolehkan siapapun yang masih bersyahadat disebut kafir.
“Walau pun dia gak salat misalkan, tapi baca syahadat, bertauhid, orang Islam lah. Tidak boleh disamakan dengan orang kafir,” tegas Kiai Said.
Adapun istilah Firaun yang disematkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menurut Kiai Said jelas tidak boleh. Sebab di dalam Al-Quran secara tegas dan jelas dikatakan bahwa Firaun adalah orang kafir dan masuk neraka.
“Firaun, Abu Lahab, Haman, Qarun [disebut kafir di dalam Alquran]. Beda dengan Stalin, Hitler. Di Al Quran tidak ada. Kalau Fir'aun di Al-Quran ada, pasti masuk neraka. Abu Lahab juga ada. Kalau yang lain, Hitler, Stallin, Musollini, enggak ada [di Al-Quran],” bebernya.
Berbeda halnya bila disematkan kepada selain Firaun yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Seperti Musollini, kata Kiai Said, dalam kacamata agama tidak dilarang. Berbeda kasus ketika yang disematkan adalah Firaun yang jelas-jelas tidak diperbolehkan.
“Walau pun sejelek-jeleknya orang kalau dia masih membaca syahadat enggak boleh kita samakan dengan orang kafir yang jelas dikatakan di dalam Al-Quran masuk neraka. Saya enggak tahu tujuannya [Cak Nun] apa, tapi yang jelas enggak boleh [menyamakan seseorang dengan Firaun],” tandas Kiai Said.