Momen Haru Khofifah Jenguk Korban Ledakan Petasan di Blitar

Momen haru saat Khofifah temui korban ledakan petasan di Blitar
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

“Saya juga menyampaikan kepada Bupati Blitar pokoknya semua yang dirawat di Rumah Sakit Blitar tolong semua di dalam tanggung jawab Pemkab Blitar. Kalau ada yang perlu dirujuk baik ke rumah sakit Saiful Anwar Malang maupun Soetomo Surabaya maka dalam tanggung jawab Pemprov,” lanjutnya

Lebih jauh, SK Bupati yang telah diterbitkan per hari Selasa, 21 Februari 2023, akan dijadikan payung hukum bagi rencana intervensi terhadap rumah-rumah yang terdampak baik  yang bersumber dari Pemprov Jatim maupun Pemkab Blitar. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi ini sendiri akan bisa dilaksanakan 14 hari setelah masa tanggap darurat sesuai SK yang  diterbitkan Bupati  dan identifikasi selesai. 

"SK Tanggap Darurat Bencana Sosial diperlukan, karena kita perlu payung hukum. Kita akan sharing  antara Provinsi dan Kabupaten Blitar. Payung hukum ini sebagai proses legalitas  intervensi bagi korban terdampak. Setelah proses identifikasi selesai maka proses rekonstruksi bisa dimulai. SK sudah selesai hari Selasa, 21 Februari 2023, begitupun identifikasi, setelah 14 hari tahap rekonstruksi bisa dimulai," lanjutnya.

Khofifah sapaan lekatnya mengatakan, proses selanjutnya terkait penanganan hukum sepenuhnya diserahkan kepada aparat kepolisian untuk melakukan proses pendalaman investigasi dan penyelidikan  sampai kepada tahap berikutnya. “Sepenuhnya kami menyerahkan proses penanganan  kepada pihak kepolisian,” tuturnya

Saat mengunjungi RS Srengat, Mantan Menteri Sosial RI ini menyampaikan per hari Selasa 21 Februari 2023 sebanyak 20 orang  korban luka  akibat ledakan petasan ini telah diizinkan rawat jalan. Tinggal 3 orang yang masih dirawat termasuk  satu orang  korban bayi yang dirawat di RS Srengat Kab. Blitar dalam keadaan luka ringan dan rencana hari ini, Rabu 22 Februari 2023 diperkenankan rawat jalan. 

Gubernur Khofifah juga menyampaikan bantuan untuk  keluarga yang terdampak  akibat  ledakan ini  sekaligus meninjau rumah-rumah yang terdampak baik rusak berat, sedang maupun ringan. 

Untuk diketahui, Bayi bernama Bara Kertanegara dirawat bersama kedua orang tuanya yakni Tri Wahyudi (27), ayahnya dan Dewi Ernawati (21), ibunya yang juga menjadi korban ledakan petasan itu. Tri Wahyudi yang dikunjungi di RSUD Srengat menceritakan bahwa ketika ledakan terjadi, ia dan keluarganya sedang tidur di kamar.