Suharso Monoarfa Mau Mundur dari KIB, PPP Jatim: Tak Berpengaruh
- A Toriq A/Viva Jatim
Jatim – Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dikabarkan akan mundur dari Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB. Merespons itu, Wakil Sekretaris DPW PPP Jawa Timur Ahmad Zazuli mengatakan bahwa hal itu tidak akan memengaruhi hubungan PPP dengan partai lain di KIB karena koalisi itu dibangun atas kesepakatan partai, bukan Suharso sebagai individu.
Menurut Zazuli, PPP justru kian solid setelah Suharso diganti Muhammad Mardiono sebagai ketua umum. Hubungan Mardiono dengan para pimpinan partai politik yang tergabung di KIB juga baik-baik saja. "Dengan diangakatnya Pak Mardiono sebagai Plt Ketum PPP malah dapat merangsang kesolidan KIB di level kabupaten/kota," kata Zazuli pada Jumat, 23 September 2022.
Zazuli menjelaskan, Suharso sebagai individu tidak memengaruhi keharmonisan partai-partai di KIB karena koalisi tersebut dibangun atas kesepakatan partai politik, bukan individu. Karena itu dia menegaskan, dengan atau tanpa Suharso, KIB tetap akan solid dan jalan. "KIB akan terus berjalan siapa pun pemegang tampuk kepartaiannya," ujarnya.
Di internap PPP sendiri, termasuk di Jatim, Zazuli menegaskan bahwa seluruh kader menyatakan dukungannya kepada Mardiono, apalagi setelah Kemenkumham mengesahkan hasil Mukernas PPP yang mengangkat Mardiono sebagai Plt Ketua Umum PPP. “Di bawah juga sudah dilakukan konsolidasi para kader dan sepakat setia kepada kepemimpinan Pak Mardiono," tandas mantan fungsionaris IPNU Jatim itu.
Ada beberapa alasan kenapa kader PPP menerima Mardiono. Di antaranya, papar Zazuli, Mardiono lebih diterima oleh kalangan Nahdliyin dan lingkungan pesantren. Sebab, secara nasab keilmuan, ayah dari Mardiono adalah murid dari pendiri NU, yakni KH Abdul Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab.
Sementara PPP Jatim saat ini dipimpin oleh putri dari Mbah Wahab, yaitu Mundjidah Wahab. Tentu saja NU dan pesantren sebagai basis kekuatan politik PPP lebih menerima Mardiono ketimbang Suharso. “Kami lihat ketum [Mardiono] lebih diterima di dunia pesantren,” ujar Zazuli.