Urgensi Menjaga Ekosistem Laut Demi Tingkatkan Hasil Tangkap Ikan
- Nur Faishal/Viva Jatim
Jatim – Hari Laut Sedunia yang jatuh pada 8 Juni 2023, menjadi momentum penting dalam rangka menjaga ekosistem laut. Hal itu dinilai penting agar hasil tangkapan ikan melimpah. Sehingga kesejahteraan masyarakat pun juga meningkat.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama menjaga ekosistem laut. Terlebih, Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai wilayah yang memiliki potensi laut melimpah.
Dari 38 kabupaten/ kota di Jatim 22 daerah di antaranya memiliki potensi laut yang melimpah. Utamanya di pesisir bagian utara dan selatan hingga Pulau Madura beserta 507 pulau pulau kecil dan pulau terluar di Jatim. Provinsi Jawa Timur sendiri memiliki panjang garis pantai 3.543,54 km dengan luas laut 5.202.579,34 ha.
Dengan segala potensi kelautan yang dimiliki Jawa Timur, Khofifah menegaskan komitmennya untuk senantiasa menjaga keseimbangan dengan kekayaan laut serta melindungi hasil produksi perikanan tangkap di Jawa Timur.
"Momentum Hari Laut Sedunia ini menjadi titik balik bagi seluruh stakeholder untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan agar hasil kekayaan laut utamanya hasil perikanan tangkap di Jatim bisa melimpah dan dinikmati oleh seluruh masyarakat," ungkapnya di Gedung Negara Grahadi, Kamis, 8 Juni 2023.
Hal ini sejalan dengan tema Hari Laut Sedunia 2023 yaitu 'Planet Ocean: Tides are Changing'. Dimana PBB bersama dengan para pengambil keputusan, ilmuwan, eksekutif sektor swasta, perwakilan masyarakat sipil, komunitas adat, selebriti dan aktivis pemuda dan banyak lagi untuk mengutamakan lautan.
Gubernur Khofifah menegaskan, berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim di tahun 2022, memiliki 50.979 unit kapal penangkap ikan, 20 unit pelabuhan perikanan, 1.045.314,87 ton produk olahan dengan volume ekspor sebesar 385.083,4 Ton.
Untuk Unit Pengolahan Ikan (UPI), Jatim memiliki 7.937 UPI Mikro serta 428 UPI Besar dengan pembudidaya ikan sebanyak 276.670 orang. Sedangkan jumlah nelayan di Jatim tercatat 235.578 orang. Pemprov Jatim juga gencar mengoptimalkan dan mendorong pembudidaya di air payau dan air tawar.
"Jatim juga memiliki pembudidaya air payau sebanyak 359 unit dan 7.425 unit pembudidaya air tawar," ungkapnya.
Menurut orang nomor satu di Jatim itu, produksi perikanan tangkap tertinggi secara nasional yakni 598.317 ton sepanjang tahun 2022. Adapun, komoditas penyumbang perikanan tangkap terdiri dari ikan Lemuru 70.284,83 ton dan Ikan Tongkol 64.947,80 ton.
"Kedua ikan ini menjadi komoditi unggulan perikanan tangkap di Jatim," jelasnya.
Berdasarkan Data Statistik Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP), Jatim menyumbang ekspor komoditas perikanan tertinggi nasional dengan nilai ekspor 2.602.492.056 USD.
Adapun, komoditi penyumbang ekspor perikanan di Jawa Timur tertinggi secara nasional yakni Udang dengan komoditi sebesar 84.582,49 ton dan Ikan Tuna sebesar 54.195, 79 Ton.
"Allhamdulillah volume ekspor komoditas perikanan Jatim tertinggi secara nasional dengan 381.477 ton di tahun 2022," ucapnya.
Khofifah menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh nelayan dan pelaku perikanan di Jawa Timur yang terus memberikan peningkatan hasil tangkap ikan dengan memperhatikan ekosistem alam di laut.
"Selamat Hari Laut Sedunia, mari senantiasa bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan di sektor kelautan dengan tidak menguras seluruh organisme laut melainkan mengisi kembali untuk memberikan kehidupan baru. Sekaligus memberikan kesadaran kepada seluruh umat manusia termasuk nelayan atau pekerja di industri yang berbasis laut untuk turut menjaga laut agar tetap seimbang," tutupnya.