Motif Pelaku Pembunuhan Siswi SMP di Mojokerto gegara Balas Dendam Tidak Terima Ditagih Iuran Kelas

Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria
Sumber :
  • M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

JatimMotif pembunuhan siswi SMP yang tewas terbungkus karung dilatarbelakangi balas dendam. Hal Itu terungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap dua orang pelaku dan pengerucutan atas berbagai kemungkinan motif di balik kasus tersebut.

Pelaku AAW (15) yang tak lain teman satu kelas korban menjadi sang eskotur gadis kelas 3 SMP berinisial AE (15) itu. Diduga, AAW menghabisi korban dengan cara mencekik lehernya. Dalam melancarkan aksinya, AB dibantu dengan MA (19). 

"Motif sementara ini pelaku (AAW) dendam kepada korban. Kebetulan korban bendahara kelas, pelaku merasa tidak terima ketika dibangunkan di kelas dan ditagih iuran kelas," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria

Wiwit menjelaskan, korban dihabisi dibelakang rumah AAW. Hasil autopsi sementara, penyebab meninggalnya korban karena kehabisan oksigen dan ditemukan luka pada bagian leher. 

"Korban dihabisi di belakang rumah pelaku, kurang lebih 100 meter Diduga dicekik, esekutornya pelaku anak teman satu kelas korban," ujar

Kasus ini terungkap, setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan laporan anak hilang berinisial AE warga Dusun Gapuro, Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto itu pada 15 Mei 2023.  Saat keluar rumah, korban menggunakan sepeda motor honda Beat dengan nopol S 2855 TL dan membawa ponsel. 

Menurut Wiwit, tim penyidik menangkap pelaku usai melacak keberadaan  ponsel yang telah dijual oleh pelaku AAW disebuah konter. AAW ditangkap lebih dahulu pada Senin, 12 Juni 2023. 

"Dari Handpohone (ponsel) itulah kita dapatkan terduga pelaku. Dari penangkapan pelaku pertama, lalu berkembangan ke pelaku selanjutnya (MA)," tandasnya. 

Kepada petugas, keduanya mengakui telah membunuh dan membuang jasad korban di parit bawah jembatan rel Kereta Api, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Mojokerto. 

Malam itu juga, petugas langsung mengecek ke lokasi tersebut. Ditemukan karung warna putih berisi  mayat korban. Kemudian, jasad korban dibawah ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo untuk dilakukan autopsi.

Autopsi dilakukan oleh tim Dokpol RS Bhayangkara Polda Jatim pada Selasa, 13 Juni 2023 di kamar jenazah.  Hasil sementara, tim dokter forensik menemukan luka akibat kekerasan kekerasan dari benda tumpul di leher bagian kiri depan korban. Luka tersebut dimungkingkan disebabkan korban dicekik. 

”Kesimpulan sementara korban meninggal karena kekerasan di bagian leher kiri depan. Bisa jadi seperti itu (dicekik) Seusai dari luka-lukanya, menyerupai luka yang disebabkan dari tangan,” kata ahli forensik RS Bhayangkara Polda Jatim dr Mustika Chasanatusy Syarifah selepas autopsi kepada wartawan. 

Akan tetapi, ia belum dapat memastikan seratus persen apakah korban dibunuh oleh dua pelaku yang sudah ditangkap Polres Mojokerto Kota. Pasalnya, turut ditemukan pula luka di bagian lengan kanan korban.

"Kami temukan tanda kekekerasan pada bagian leher kanan akibat benda  tumpul," tandasnya. 

Selain mencari penyebab kematian, proses autopsi juga dilakukan dengan menguji DNA kedua orang tuanya. Antok Utomo, Ayah korban yang mengawal jenazah di RSUD langsung diminta menjalani uji sampel DNA oleh tim dokter RS Bhayangkara. Uji sampel ini untuk memastikan jika korban benar-benar AE yang hilang sejak 15 Mei lalu.

”Tujuannya untuk mencocokkan identitas korban karena wajahnya sudah tidak bisa dikenali. Tubuhnya juga tinggal tulang yang masih tersisa. Untuk memastikan secara ilmiah, butuh tes DNA,” tambah Mustika. 

Dalam pemeriksaan tersebut, tim dokter juga turut menemukan sejumlah properti yang masih menempel di tubuh korban. Antara kain, kemeja dan kerudung berwarna hitam, celana putih serta pakaian dalam. 

"Bajunya kemeja lengan panjang warna hitam, celana putih, dan jilbab hitam,” pungkasnya.