Plt Kasek SMAN 1 Kedungwaru Nonaktif Masih Jabat Kasek Sekolah Lain

- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Jatim – Polemik jual beli seragam yang melangit di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung berbuah Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Kedungwaru dinonaktifkan. Kendati begutu, Plt SMAN Kedungwaru, NH masih menjabat juga sebagai Kepala Sekolah di SMAN 1 Kalidawir.
Humas SMAN 1 Kalidawir, Huda Fauzan membenarkan bahwa yang bersangkutan masih menjabat di sekolah yang beralamatkan di Jalan Raya Ngubalan, Desa Ngubalan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung.
"Inggih (masih menjabat). Beliau menjabat sudah sejak tahun 2021 mas," ungkap Huda Fauzan saat dikonfirmasi, Sabtu, 29 Juli 2023.
Ia enggan menjelaskan lebih detail, perihal keberadaan NH. Pasalnya, hal tersebut menjadi kewenangan Dinas Cabang Pendidikan Tulungagung-Trenggalek yang menaungi SMA/SMK sederajat.
Sementara, sebelumnya Dinas Pendidikan Jawa Timur menegaskan lembaga pendidikan di bawah naungan tidak boleh menjual seragam sekolah sementara.
"Saya sudah minta semua koperasi sekolah supaya sementara tidak boleh menjual seragam. Agar kami evaluasi," ujar Aris Agung Paewai.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tidak tinggal diam dengan langsung menjadi atensi serta bakal mengevaluasi secara menyeluruh. Termasuk dalam mengeluarkan moratorium atau melarang koperasi sekolah menjual seragam.
Aris menambahkan, Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung telah dicopot dari jabatan. Akan tetapi, sebelumnya hingga saat ini Nurhodin masih menjabat sebagai kepala sekolah di SMA lain di Tulungagung.
Ia membenarkan bahwa Nurhodin hanya dicopot dari jabatannya pelaksana tugas kepala sekolah di SMAN 1 Kedungwaru. Sementara jabatan aslinya sebagai kasek di SMAN 1 Kalidawir masih menjalankan tugas.
"Inggih, nonaktif sebagai plt SMAN 1 Kedungwaru," kata Aris.
Diberitakan sebelumnya, wali murid yang enggan disebut namanya mengeluhkan nominal harga kain seragam sekolah di SMAN 1 Kedungwaru. Harga yang diharuskan sekolah untuk membeli lebih jauh tinggi dibandingkan dengan harga di pasaran.
Buntut kasus tersebut, alhasil membuka tabir penjualan seragam mahal yang dilakukan SMA/SMK negeri di yang lain di Tulungagung. Gubernur Jawa Timur, Khofifah pun ikut buka suara atas kasus tersebut.
Sedangkan pihak sekolah, mengklaim bahwa pihaknya mendapat harga kain sedemikian rupa dari Surabaya. Selain kualitas bagus, sekolah mengaku ditambah lagi perihal transport yang membuat harga melambung.