Pertamina Ingin Eksplorasi Sumur Terdampak Air Bercampur Minyak Ditolak Warga

Pihak Pertamina meninjau lokasi ke warga terdampak.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Jatim – Belasan warga RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri menunggu kejelasan dari pihak terkait. Perwakilan Pertamina yang hadir mengingkan agar air dikuras untuk pembuktian kandungan air bercampur minyak.

Perwakilan Humas Petro Niaga Jatim Balinus, Taufik Kurniawan menjelaskan pihaknya pada 12 Agustus 2023 silam, sudah mendistribusikan air bersih kepada warga sebaga rasa kepedulian sebelum hasil laboratorium keluar.

Awalnya, pihaknya menginginkan untuk mengeksplorasi sumur Ibu Sulastri. Tujuannya tidak lain untuk mengetes sejauh mana kandungan air yang bercampur minyak.

"Kalau dugaan ini benar, pasti akan kita bantu. Mohon dihormati prosedur di kami. Karena pembuktian lebih lanjut dilakukan sumur Bu Sulastri, hampir selesai yang independen keluar," ungkap Taufik Kurniawan dihadapan warga, Senin 11 September 2023.

Taufik mengaku, hasil laboratorium sampel dilakukan sebelum kejadian lebih parah air sumur yang pekat. Oleh sebab itu, Pertamina meminta agar menunggu hasil lanjutkan dari pihak Tim ITS Surabaya. 

Ia juga menawarkan supaya melihat hasil sampel laboratorium yang telah dilakukan oleh tim independen. Hasil menyebutkan tidak ada kontaminasi air dari minyak.

"Kesimpulannya sebelum ada perubahan di sumur Ibu Sulastri negatif. Tidak ada kandungan senyawa ada di minyak baik solar maupun pertalite," terangnya.

Sementara, Komisi C DPRD Kota Kediri, Ashary mengungkapkan langkah yang dilakukan Pertamina kurang tepat. Ia mempertanyakan prosedur yang dilakukan, lantaran hal itu akan menghilangkan barang bukti.

Pihaknya menolak karena berasumsi bahasa goblok-goblokan, jika mengambil di kran, menurutnya konsentrasi hilang, karena lapisan minyak di atas.

Sehingga pihaknya berinisiatif mengambil lapisan di atas seperti di sumur Bapak Sugiono. Kondisinya akan berbeda kalau mengambilnya di kran, ia meminta DLH dan Dinkes mengambil sampel.

"Kami tidak banyak komentar orang desa tidak tahu apa apa. Kalau ada bahasa video yang dikirim pak lurah tidak benar. Masyarakat kita jadi resah, yang bekerja disna warga kita. Hubungan kita jaga dengan baik," terangnya.

Pantauan VIVA Jatim, warga menolak keras dengan suara-suara mengatakan tidak. Hal tersebut saat pihak Pertamina, Lurah, Ketua RT dan Ibu RW serta warga setempat duduk bersama musyawarah penyelesaian kasus tersebut.

Baru pukul 15.30 WIB, pihak warga dan Pertamina menyepakati untuk penutupan SPBU terdekat. Setelah pengosongan tampungan, baru pihak independen mengetes kandungan air yang bercampur minyak.