Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklarasi Dua Desa Damai di Banyuwangi

Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklrasi Desa Damai
Sumber :
  • Nur Faishal/ Viva Jatim

Banyuwangi , VIVA Jatim- Wahid Foundation bekerja sama dengan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia resmi mendeklarasikan dua Desa Damai di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu Minggu 16 September 2023 di Lapangan Desa Grajagan.

Kedua desa yang dideklarasikan sebagai desa damai itu adalah Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo dan Desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo. Selain deklarasi Desa damai, di kesempatan itu juga ada Bazar Desa Damai. Diketahui, Pendeklarasian Desa Damai ini merupakan program pemberdayaan yang telah berjalan sejak bulan April 2023 lalu. 

Sasaran utama dari program Desa Damai di Desa Bangsring dan Desa Grajagan ini adalah para pelaku ekonomi yang mayoritas adalah seorang perempuan. Melalui program ini diharapkan pemberdayaan perempuan dalam konteks ekonomi memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan perdamaian.

Deklarasi ini ditandai dengan pembacaan Ikrar Deklarasi oleh pelaku ekonomi dampingan dan stakeholder dari masing-masing desa dilanjutkan penandatanganan prasasti Desa Damai Bangsring dan Grajagan oleh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi, Kepala Desa Bangsring, Drs.Singhan, Kepala Desa Grajagan, Supriono dan perwakilan pelaku ekonomi dampingan dari masing-masing desa sebagai bentuk komitmen bersama menciptakan Desa Damai.

Ketua Panitia Deklarasi dan Bazar Desa Damai, Andreas Dwi Prasetyo, mengatakan dalam sambutannya bahwa festival ini berlangsung dua hari berisi bazar yang dikelola oleh UMKM binaan Wahid Foundation dan deklarasi Desa Damai, kegiatan ini ditujukan untuk menyemarakkan rasa damai dalam keberagaman di Desa Grajakan dan Bangsring.

“Semakin kokohnya toleransi beragama maka akan turut membantu tercapainya kemakmuran ekonomi lebih-lebih bila dalam prosesnya mendorong partisipasi perempuan,” tegasnya 

Lebih lanjut, Kepala Desa Grajagan, Supriono menegaskan jika kultur Masyarakat Grajagan ini memang majemuk, lima agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katolik) hidup rukun dan berdampingan di Grajagan.