Cerita Gus Fahmi Tebuireng Mandi di Kampus saat Mondok di Gading 4 Tahun

Gus Fahmi usai acara temu alumni Pondok Gading
Gus Fahmi usai acara temu alumni Pondok Gading
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jombang, VIVA Jatim – Kegiatan 'Temu Alumni' Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Gading Kota Malang di Masjid Ulul Albab Pondok Pesantren Putri Tebuireng Jombang memiliki kisah menarik. Salah satu alumni, KH Fahmi Amrullah Hadziq mengaku selama empat tahun mandi di kampus.

KH Fahmi Amrullah Hadziq atau yang kerap disapa Gus Fahmi ini menjelaskan, hal itu beliau lakukan lantaran kondisi santri yang mandi harus bergantian. Antri panjang dan harus menimba dengan pompa air, para santri menyebutnya pompa dragon.

"Saya di Gading tahun 1986 sampai 1990, dan tentu selama mondok itu banyak sekali pengalaman-pengalaman yang amat menarik bagi saya. (Mandi di kampus) Selama saya mondok, jadi 4 tahun itu saya tidak pernah mandi di pondok," terang Gus Fahmi saat dikonfirmasi, Selasa, 19 September 2023.

Kiai muda Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng Jombang ini menjelaskan kuliah di Institut Keguruan dan Imu Pendidikan (IKIP) yang saat ini menjadi Universitas Negeri Malang (UM) di Jurusan Bahasa Ingris.

Selama mondok di Gading dan pagi hari kuliah, Gus Fahmi menempuh jalan kaki, mengingat jarak ke kampus sekitar 1,6 hingga 2 KM.

"Tidak tega (melihat santri sedang) antri, teman-teman hafal semua.

Kalau bawa tas saya, isinya handuk, odol, sampo, baju, jadi dulu waktu itu masih agak serem bangunan di IKIP agak serem harus kendel (berani) saat itu," terangnya.

Gus Fahmi saat itu juga berkhidmah menjadi sopir Almaghfurlah KH Abdurrahim Yahya. Dari berkhidmah, banyak sekali yang beliau rasakan sampai menghantarkan pencapaian berhasil diperoleh.

"Saya berusaha untuk berkhidmah dengan menjadi sopir, ternyata menjadi sopir kiai itu ada perasaan tersendiri. Katut mulyolah (ikutan mulia-lah)," bebernya.

Kiai muda yang juga mengemban amanah sebagai Ketua PCNU Jombang ini menerangkan pada tahun 1986 silam, belum banyak hiburan seperti saat ini. Sehingga satu-satunya hiburan santri waktu itu adalah menonton bioskop, masih ada Bioskop Kelud.

Beliau mengaku santri-santri zaman dahulu yang melohat hiburan bioskop tidak hanya satu dua, melainkan yang sering nonton banyak. Walaupun dengan sembunyi-sembunyi, Gus Fahmi menyebut hiburan tersebut merupakan sesuatu dinamika dunia santri ketika itu.

"Yang paling luar biasa adalah perasaan ketika kita di pondok. Keberkahan yang kita dapatkan sekarang ini tidak terlepas dari kita mengabdi di pondok, kita belajar di pondok mentaati kiai, hormat pada kiai, itulah salah satu penyebab keberkahan ilmu kita," paparnya.

Gus Fahmi berpesan kepada seluruh santri agar terus belajar di pondo. Termasuk sebisa mungkin dibarengi dengan berkhidmah, supaya ilmu yang diperoleh bermanfaat. Sebab kebermanfaatan ilmu diperoleh dengan berkhidmah, bukan karena kepandaian maupun kepintaran seorang santri.