Menempa Rezeki Sebagai Pande Besi, Profesi yang Kini Tersisih

- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Lantaran tidak semua orang bisa menjadi pande besi, menyebabkan pekerjaan ini sulit diwariskan. Belum lagi tukang besi, terkesan sebagai pekerjaan kasar dan kurang bergengsi, menyebabkan pekerjaan tersebut kurang diminati dan tersisih.
"Ya karena butuh keahlian khusus, tidak sekedar memukul, memipihkan. Harus fokus, konsentrasi, butuh filling, butuh insting," katanya.
Untungnya kata dia, bakat sebagai seorang pande besi ditularkan orang tua ke dirinya serta hampir semua saudara kandungnya. Sehingga keahlian menjadi tukang besi di keluarga Imam, bukan profesi sekedar ala kadarnya, melainkan benar-benar ahli.
Imam menyampaikan, sebelum marak toko online, dalam sehari ia sempat mendapatkan duit Rp 3,5 juta.
"Kalau sekarang Rp100 ribu saja sudah oke," singkat dia.
Dia selanjutnya berpesan, kepada semua orang yang melakoni profesi pande besi agar terus bekerja keras menempa rezeki tiada henti. Memipihkan logam untuk membantu mencukupi segala kebutuhan.
"Harusnya begitu," tutup dia.