Keripik Radja PP Mambaul Ulum Malang Angkat Perekonomian Lima Desa

Olahan singkong dan talas menjadi Kripik Radja
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Malang, VIVA Jatim – Di balik kesederhanaan pedesaan, menyimpan potensi yang menjanjikan di hasil pertanian. Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum salah satunya, berada di Dusun Tunjungsari RT 26 RW 06 Desa/Kecamatan Bantur Kabupaten Malang membuktikan kemandirian dengan produk olahan Keripik Pisang dan Keripik Mbote atau Talas.

Ketua Koperasi Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Agus Ali Usman mengungkapkan bahwa sekitar 2019 menjadi finalis duta Desa Sejahtera Astra (DSA). Pondok asuhan KH Zainal Arifin yang juga ayah Gus Ali mendapat pendampingan dari PT Astra untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam pesantren beriringan dengan masyarakat.

Menurutnya, sebenarnya tidak hanya di tahun tersebut saja. Lingkungan sekitar sudah ada beberapa usaha UMKM yang berupa pengolahan hasil pertanian. Mulai dari berbagai keripik pisang, kripik mbote atau keripik talas dan sebagainya.

Ia mengungkapkan usai pendampingan tersebut, pihaknya terbantukan mulai dari kemasan yang lebih bagus. Alhasil, produksi dan permintaan bisa melonjak menjadi baik dari sebelumnya.

"Sehingga ketika didampingi itu melonjak kemungkinan 50 persen baik dari segi kualitas dan kuantitasnya," ulas Agus Ali Usman kepada VIVA Jatim, Senin, 2 Oktober 2023.

Ia mengaku, masyarakat setempat sebenarnya telah membuat olahan singkong dan talas keripik sedari tahun 2000 silam. Akan tetapi, karena masih menggunakan peralatan manual, kualitas olahan keripik belum maksimal seperti sekarang.

Seperti packaging dan pengolahan belum terlihat bagus. Sehingga, menurutnya belum menarik bagi pembeli. Alhasil dalam proses produksi kuantitas belum bisa meningkat.

"Packaging awal itu hanya plastik sablon. Setelah packaging menggunakan aluminium foil itu Insyaallah tahun 2020 dari packing yang bagus. Alhamdulillah beberapa produk kita ini lebih masif," jelasnya.

Gus Ali menuturkan, usai packaging menggunakan aluminium foil, beberapa produk sering mengikuti pameran yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan beberapa juga bergabung di One Pesantren One Produk (OPOP).

Termasuk, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Malang sering mengikuti pameran. Hasil pameran itu menurutnya juga menjadi pintu rezeki. Termasuk Gubernur Jawa Timur memesan dalam jumlah banyak saat 17 Agustus 2023 kemarin.

"Yang istiqamah itu programnya Pak Bupati Malang yaitu Subuh Keliling 'Sule'. Sebagai oleh-oleh atau yang dibawa untuk diperkenalkan produk UMKM, salah satunya kripik kami," jelasnya.

Diketahui, Kecamatan Bantur mayoritas 90 persen lahan petani. Sehingga potensi yang ada membuat Gus Ali menggalakkan budidaya ketela sebagai olahan produk unggul dan alami.

Gus Ali menilai dengan adanya pendampingan Astra yang ada di Pesantren Mambaul Ulum, ini tidak hanya bermanfaat bagi kemandirian pesantren semata, melainkan juga wilayah desa setempat.

Bahkan, pihaknya yang di luar pesantren juga mendampingi 5 desa. Pendampingan mulai dari yang ingin mengurus izin halal merk, pengurusan PIRT bahkan sampai pendampingan permodalan.

"Kita dampingi 5 desa itu adalah Desa Pringgondani Desa Bantur Desa Bandungrejo desa sumberbening," terangnya.

Pria yang dulu hobi membaca ini mengungkapkan saat ini pekerja kurang lebih antara 8 sampai 10. Pekerja memiliki tugas segmen masing-masing, ada yang di bagian packaging, bagian menggoreng, pemasaran serta ada bagian yang di luar untuk penyedian barang.

Perihal range harga, ia menuturkan ada dua kategori sesuai dari bungkus yang hanya plastik biasa atau kualitas premium packaging menggunakan aluminium foil. Harga premium di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu.

"Itu yang ukuran lebih 100 gram, Lalu, untuk yang biasa dengan harga Rp7.500," katanya.

Sementara untuk omzet, pihaknya satu bulan bisa mencapai Rp 10 juta. Ia langsung mengambil dari petani dengan harga yang lebih tinggi dibanding tengkulak lain. Lantaran, hasil panen singkong digunakan sebagai olahan produk UMKM.

"Karena kita memang dibeli untuk dibuat produk. Sehingga memang tujuannya meningkatkan pendapatan petani di daerah kita," ulasnya.

Kendala yang dialami petani, Gus Ali menuturkan petani singkong hari ini orang menanam tidak terlalu banyak. Sebab, lahan yang menanam singkong harus membutuhkan tenaga yang banyak. Sehingga petani lebih condong menanam tebu di daerah Bantur.

Pasalnya, dalam satu tahun, tanaman tebu hanya satu kali tanam dan tidak menanam lagi hampir 6 sampai 7 tahun. Dibiarkan hanya di rawat dipupuk saja cukup. Jika menanam singkong, harus mengolah lagi setiap tahun.

"Habis panen diolah kembali, cuma ya kita lakukan edukasi," akuinya.

Perihal pengembangan ke depan, Gus Ali mengaku ada yang menawarkan ada menambahkan varian rasa pedas balado dan sebagainya. Namun ada saran dari Dinas Kesehatan Tulungagung untuk tidak menggunakan varian rasa, mengingat kandungan di dalamnya tidak baik untuk kesehatan.

"Lebih baik menggunakan manis dengan yang original saja. Memang dari segi pemasaran juga masyarakat juga tidak terlalu banyak dikasih bumbu-bumbu. Sehingga kita fokuskan di 2 saja," urainya.

Sementara untuk keinginan kelompoknya, pihaknya hanya ingin branding Astra bisa mengena di produk 'Kripik Radja'. Salah satunya mengajukan Gapura Astra saat masuk ke wilayah Bantur. Hal itu, Gus Ali merasa sebagai bentuk pendanaan bahwa Astra mendampingi di wilayah Kecamatan Bantur.

Sedangkan untuk kebutuhan alat, pria alumnus Pondok Pesantren Mansyaul Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang ini berharap ada support branding dan sebetulnya membutuhkan mesin. Karena mesin yang ia gunakan adalah mesin lama, perlu di-upgrade, terutama alat perajang dan alat sablon.

"Sejauh ini Astra sudah bagus. Kami ingin pesantren memberikan manfaat kepada orang, termasuk kita dampingi beberapa orang ada bakti sosial pada pemberian sembako dan sebagainya," tandasnya.