Kemenag Putuskan Perpanjang Masa Jabatan Rektor UIN Tulungagung

Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof Maftukhin (baju putih)
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –Masa jabatan Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung, Prof Maftukhin diperpanjang oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia. Perpanjangan tersebut belum ditetapkan berkahir sampai kapan, hingga rektor baru dilantik.

Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Bagian Umum UIN Sayyid Ali Rahmatullan Tulungagung, Ulil Abshor mengungkapkan bahwa dalam surat Keputusan Menag RI No 094049/B.II/3/2023 tanggal 29 September 2023, tidak mencantumkan rinci tenggat waktu di tanggal dan bulan.

"Kalau ini pertanyaan untuk Gusmen. Sepenuhnya wewenang Menag," terang Ulil Abshor saat dikonfirmasi, Kamis, 5 Oktober 2023.

Dalam SK tersebut, ia mengatakan Prof Maftukhin, Pembina Utama Madya, IV/d, Profesor) dipandang cakap dan memenuhi syarat untuk diperpanjang masa jabatan tugas tambahan sebagai Rektor hingga dengan ditetapkan dan dilantiknya Rektor UIN SATU Tulungagung baru.

"Sesuai surat itu, tidak tercantum masa jabatan sampai tanggal berapa, hanya tertulis sampai ditetapkan dan dilantiknya rektor baru," tuturnya.

Diketahui, pihak UIN SATU Tulungagung sendiri telah membentuk panitia penjaringan bakal calon rektor. Panitia penjaringan tersebut sudah sesuai dengan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. 

Panitia penjaringan membuka pendaftaran calon rektor melalui situs resmi UIN SATU. Alhasil, memunculkan ada lima calon yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi. 

Kelima kandidat calon rektor tersebut ialah Guru Besar Filsafat Pendidikan Islam, Prof Dr Akhyak, Guru Besar Metodologi Studi Islam, Prof Dr Syamsun Ni'am. Lalu, Guru Besar Pendidikan Islam, Prof Dr Nur Kholis.

Selanjutnya, Guru Besar Sosiologi Islam, Prof Dr Binti Maunah. Serta yang terakhir muncul nama Guru Besar Teknologi Pembelajaran, Prof Dr Abd Aziz. Kemudian, nama-nama calon diserahkan ke Kemenag untuk proses lebih lanjut.

"Kami hanya membentuk panitian penjaringan, penentuan rektor dilakukan oleh Kemenag," tandasnya.