Gerindra dan NU Terbangun Hubungan Substantif, Sadad Yakin Prabowo-Gibran Unggul

Prabowo sowan Kiai Miftachul Akhyar
Sumber :
  • Dokumentasi Gerindra Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad, tak gusar kendati pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dianggap tak mencitrakan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, kata Sadad, hubungan Gerindra dengan NU bukan semata simbolik, tapi substantif. 

Karena itu Gerindra dan Prabowo diterima dengan baik di Jatim, termasuk di lingkungan NU. Nah, hubungan baik yang dibangun Prabowo plus Gerindra dengan NU inilah yang diyakini Sadad tidak akan mengubah tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, termasuk di Jatim. 

“Jadi, menurut saya, Gerindra ber-NU secara lebih substantif, bukan semata simbolik,” kata Sadad kepada VIVA Jatim, Senin, 23 Oktober 2023.

Apalagi, lanjut Wakil Ketua DPRD Jatim itu, banyak kader Gerindra di Jatim yang berasal dari NU dan berlatar belakang pesantren. “Dari 15 orang anggota DPRD Jatim dari Gerindra, 11 orang di antaranya adalah kader NU. Dari 11 orang tersebut, tujuh orang di antaranya adalah kader PMII. Itu jumlah yang besar bagi partai yang tidak lahir dari rahim NU,” ujar Sadad.

Doktor Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu juga mengesampingkan isu yang berkembang bahwa Jatim adalah medan perebutan suara yang menentukan kemenangan pada pilpres nanti. Dipilihnya cawapres asal Jatim oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menjadi penanda itu.

Dalam konteks pilpres, Sadad mempertanyakan relevansi isu kewilayahan tersebut. Menurutnya, justru isu keterlibatan anak muda mengambil peran dalam mengurus bangsa ini lebih penting dan diminati daripada sekadar isu kewilayahan. “Apalagi generasi Z dan milenial, mereka dibentuk oleh zaman sebagai borderless society. Dari mana mereka berasal tidak lagi penting,” tandasnya.

Sebelumnya, pakar politik dari UINSA M Syaeful Bahar mengatakan, keputusan Prabowo memilih Gibran sebagai pertanda bahwa Prabowo dan partai koalisinya, Koalisi Indonesia Maju (KIM), lebih mempertimbangkan pengaruh Jokowi daripada NU. Itu adalah keputusan yang berani karena risikonya besar buat perolehan suara Prabowo.

Karena itu, menurut Bahar, Prabowo dan timnya harus kerja ekstra untuk mendulang suara NU, terutama di Jatim. “Beruntungnya, Prabowo memiliki Ketua DPD Gerindra Jatim yang berasal dari pesantren dan NU, yaitu Anwar Sadad,” ujar Wakil Dekan III FISIP UINSA Surabaya itu. 

Terpisah, Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo mengatakan, harus diakui bahwa keputusan Prabowo memilih Gibran ialah untuk menarik suara dari pendukung Jokowi. Nah, Gibran adalah representasi Jokowi. Tentu saja, Gibran diharapkan menambah kontribusi suara dari generasi milenial dan generasi Z yang loyal dan mengidolakan Jokowi.