Harga Bagus, Hasil Tak Mulus Petani Tembakau Tulungagung

Suasana penjemuran hasil tembakau yang sudah dipanen
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –Memasuki akhir musim kemarau, petani tembakau di Tulungagung mulai memanen yang menjadi bahan utama pembuatan rokok. Meski harga bagus, namun hasil petani tembakau tak mulus karena mengalami penurunan gegara awal musim tanam cuaca tak menentu.

Hal itu diungkapan oleh Ketua Kelompok Petani Tembakau 'Tani Makmur' Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu, Endri Cahyono bahwa mengaku bersyukur harga tembakau panen di tahun 2023 ini. Harga sangat bagus diangka Rp140 ribu per kg kualitas super, seperti mutu dan kualitas dari kelompok 'Tani makmur' di desanya.

"Harga dibawahnya di Tulungagung ini kalau yang polos 140 ribu super di bawahnya ada 130 ribu. Paling rendah itu 110 ribu bagi tanah kualitas agak rendah. Namun dari segi panen, kalau di rata-rata hasil panen tahun 2023 ini sangatlah kurang," ungkap Endri Cahyono ditemui di kediamannya, Selasa, 7 November 2023.

Menurut Endri, meskipun kemarau panjang saat awal tanam sekitar bulan 7 akhir, mengalami hujan beberapa hari yang mengakibatkan tanaman tembakau di Desa Kendalbulur mati semua. Oleh sebab itu, karena sudah rata-rata tanaman dua kali tanam, sebagian pertumbuhan kurang normal.

"Untuk panen biasanya dikatakan normal di kisaran 1,7 ton kering per hektar. Untuk tahun ini saya perkirakan kok cuma 1,5 atau 1,4 ton, karena banyak pertumbuhannya yang kurang normal karena di awal tanam itu terkena hujan," paparnya.  

Pria yang sudah sejak bujangan menggeluti tembakau ini mengaku, kelompok taninya tidak menggunakan sistem gula. Sebab ada beberapa petani yang mencampuri gula karena hasil tidak beraroma dan berasa khas tembakau. Untuk wilayah Tulungagung yang pakai gulai untuk saat ini kisaran dari 70 sampai Rp 90 ribu per kilo. 

Disinggung harga tembakau normal, Endri mengaku saat dibuat normal standar tidak bisa. Lantaran, dari masing-masing wilayah mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dan mempunyai kualitas masing-masing. Misalkan untuk seperti di kelompok 'Tani Makmur' harga tembakau yang super menembus 140 ribu per kg, tetapi untuk sebagian wilayah Kecamatan Pakel di bawahnya karena tanah kurang bagus.

"Seperti Desa Gebang, Ngrance itu harus menggunakan gula-gula itu karena gula rata-rata permintaan pabrikan itu standar harga pabrikan beli maksimal 90 ribu. Tergantung nanti di bawahnya ada atau tidak misalnya 90 ribu termasuk gula yang paling bagus, terus nanti ada yang kurang bagus dibawahnya," ulasnya.

Hasil tembakau kering kelomponya ini disetor ke Pabrik Rokok Trubus yang tak jauh dari desanya. Jumlah luasan lahan di kelompok 'Tani Mamur' ini ada sekitar 30 hektar dibawah naungannya. Tetapi dari Desa Kendalbulur total 190 hektar itu dibagi menjadi 4 kelompok.

"Panenan tahun ini bisa dikalikan 1,5 x 30 hektare. Berarti prakiraan saya 45 ton tembakau kering. Kalau seluruh Tulungagung sekitar 1500 sampai 2 ribu ton, kalau panennya bagus," imbuhnya.

Endri bersama petani lain berharap yang paling utama adalah mudah-mudahan untuk tahun yang akan datang, cuaca bagus dan harga tembakau tetap stabil atau minimal seperti ini.

"Karena kalau harganya seperti ini, petani tembakau sangatlah diuntungkan," tandasnya.