Butuh Waktu 14 Jam Pindahkan Prasasti Lawadan ke Museum Tulungagung

Prasasti Lawadan sampai di Museum Tulungagung
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Senada, Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Tulungagung, Triono mengungkapkan dirinya sudah berusaha mendekati dan mediasai dengan PT IMIT sedari tahun 2007-2008. Saat itu dirinya belum berada di TACB, masih dalam sebuah komunitas pelestari kebudayaan.

"Waktu itu sama komunitas, pak bupati era Heru, Syahri tidak bisa bergerak membuahkan hasil. Karena punya tekat yang sangat kuat kami mendesak, akhirnya alhamdulillah bisa dibawa ke sini," paparnya.

Awal-awal bisa masuk, Triono sangat prihatin melihat kondisi prasasti yang menjadi awal penanda Tulungagung ini. Meski sudah diletakkan di lokasi yag teduh dengan atap dan bangunan permanen, namun tak jauh dari lokasi ramai lalu lalang aktifitas pekerja marmer.

Perihal rekomendasi yang ia berikan, bisa dibuat replika yang bisa diletakkkan di lingkungan Penopo Tulungagung. Sebab, saat ada tamu mapun masyarakat bisa dengan mudah mengetahui benda bersejarah bagi kota marmer ini. Sedangkan untuk yang asli, bisa lebih aman dan perawatanya mudah bila diletakkan di museum.

"Kalau dibawa ke pendopo itu loh kan lebih bagus, sehingga akses masyarakat semua orang akan melihat. Oh ini cikal bakalnya Tulungagung itu ini bukti otentiknya," tandasnya.