Buntut Tragedi Kanjuruhan, Semua Liga di Bawah PSSI Disetop Sementara

Menko Polhukam Mahfud MD
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anwar Sadat

Jatim – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) atas tragedi Kanjuruhan sudah melakukan rapat perdana pada Selasa malam, 4 Oktober 2022. Rapat memutuskan diantaranya penyelenggaraan berbagai kegiatan dibawah naungan PSSI dihentikan sementara.

Gerindra Tepis Isu Jokowi Penghalang Pertemuan Prabowo-Megawati

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua TGIPF yang juga Menko Polhukam, Mahfud MD. Diakui Mahfud, keputusan itu telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

"TGIPF ini juga menekankan dan disetujui oleh Menpora bahwa semua kegiatan yang berpayung (di bawah) PSSI, terutama Liga 1, 2, dan 3 supaya dihentikan sampai Presiden menyatakan bisa dinormalisasi,” kata Mahfud dalam keterangan persnya dikutip dari VIVA, Rabu 5 Oktober 2022.

Pesona Istri Shin Tae-yong yang Cantik Bak Artis Korea

BACA JUGAKisah Bripka Andik Korban Tragedi Kanjuruhan: Banser Alumni Lirboyo

Mahfud mengatakan, pemberhentian segala bentuk kegiatan yang berada di bawah PSSI itu dilakukan sampai Presiden Joko Widodo menyatakan kegiatan bisa dilakukan kembali. 

Presiden Jokowi Ajak CEO Microsoft Kembangkan Teknologi AI dan Pusat Riset di IKN

Presiden Jokowi, kata Mahfud, akan menunggu hasil kerja dari TGIPF untuk memberikan sejumlah rekomendasi mengenai penyelenggaraan kegiatan pertandingan sepak bola.

“Setelah tim (TGIPF) ini menyampaikan rekomendasinya untuk seperti apa normalisasi itu harus dilanjutkan," ujarnya.

Mahfud mengatakan, dalam rapat TGIPF bersepakat untuk segera bekerja menginvestigasi dan mencari sumber masalah dari tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang terjadi pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 akhir pekan lalu itu.

Dengan mengetahui akar masalah itu, Mahfud berharap kedepan tak ada lagi kericuhan dalam setiap pertandingan sepak bola.

“Akar masalahnya harus dikemukakan oleh tim ini, kemudian memberi rekomendasi untuk menghentikan masalah-masalah yang selalu terjadi. Ini penting karena peristiwa tentang kerusuhan di pertandingan sepak bola selalu terjadi," kata Mahfud.

Tragedi maut itu terjadi usai pertandingan Persebaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2. 

Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Arema FC maupun Persebaya. 

Kewalahan menghalau dan mengadang massa suporter, polisi yang berjaga akhirnya menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar.

Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik hingga banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, tercatat 125 orang meninggal dunia, dan lainnya luka-luka.