Melihat Arsip Catatan Pernikahan Tertua di Mojokerto, Berusia 1 Abad Lebih
- Viva Jatim/M Luthfi
“Kalau dibawa tahun 2000 kondisinya ada sedikit rusak-rusak ringan seperti sobek dan dimakan raya, tetapi masih bisa dibaca. Asalkan namanya masih terbaca, tidak masalah,” ungkapnya.
Sebagian tulisannya menggunakan Bahasa Indonesia ejaan lama yang ditulis tangan dengan rapi oleh penghulu-penghulu zaman itu. Sebagian lagi ditulis arab pegon. Bahkan, tulisan tinta ini tidak luntur sama sekali.
“Dulu mungkin penghulunya dari orang pesantren. Dia terbiasa menulis dengan arab pegon, jadi ketika terjun di pemerintahan, memakai arab pegon. Tapi tidak semua pakai arab pegon, hanya arsip di bawah tahun 1935,” ungkap Mahfudzi.
kendati arsip tersebut sudah lama tersimpan di KUA Gedeg, tidak ada keterangan pada era siapa arsip tersebut ditulis. Namun, Mahfudzi menjelaskan, arsip tersebut awalnya berada kantor KUA lama yang berada di area Masjid Baiturahman, lokasi tepatnya sebelah barat KUA Gedeg.
Dulu, KUA tersebut masuk dalam wilayah Kawedanan Mojokasri. Wilayah kerjanya meliputi Kecamatan Gedeg, Kecamatan Jetis, Kecamatan Kemlagi, Kecamatan Dawarblandong.
Mahfudzi melanjutkan, pencatatan pernikahan ini sangat penting dilakukan lantaran tak sedikit orang yang hingga kini mencari jalur nasabnya dengan menelusuri jejak-jejak catatan nikah.
Di KUA Gedeg sendiri, selain catatan pernikahan 1903-1915, ada banyak catatan mulai dari 1923 yang hingga saat ini masih terdata rapi. “Sayangnya arsip tahun 1916-1922 hilang, mungkin waktu pemindahan tercecer,” ujarnya.