Kisah Yunus, Alumni Tebuireng Bersepeda ke Tanah Suci dengan Modal Rp300 Ribu

Yunus, alumni Tebuireng yang pergi ke Tanah Suci dengan sepeda.
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Jombang, VIVA Jatim – Ini kisah Yunus (42 tahun), alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang pergi haji ke Tanah Suci dengan menunggangi sepeda angin. Dengan modal hanya Rp300 ribu, pria asal Kesambon, Kabupaten Malang, itu berhasil sampai di Tanah Suci.

Bus Pahala Kencana Hangus Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto

Kisah itu diungkapkan Yunus setiba di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Kamis kemarin. Dia mengaku terbesit keinginan berhaji sejak Kelas 3 SD, setelah membaca riwayat hidup pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, KH Hasyim Asy'ari, yang pergi ke Tanah Suci melalui jalur darat.

Cerita Mbah Hasyim itu menginspirasi dirinya dan ingin meniru. “Setelah membaca sirah KH Hasyim Asy’ari, di situ banyak cerita perjalanan beliau, sehingga saya ingin mengamalkannya dengan cara pergi beribadah haji tempuh jalur darat,” katanya.

LIXIL Kerja Sama dengan APS Dukung Kualitas Produk Sanitasi di Tanah Air

Yunus mulai berangkat ke Tanah Suci pada 7 Juli 2022. Perjalanan panjangnya itu dia awali dengan berziarah ke makam KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng. Dari jombang ia kemudian mengayuh sepeda menuju kantor PBNU di Jakarta. Di sana, dia dilepas oleh pengurus PBNU. 

Dari Pulau Jawa, Yunus kemudian menyeberang ke Pulau Sumatera menuju Malaysia. Dari Negeri Upin-Ipin itu, dia kemudian melintasi Thailand, Banglades, Oman, UEA, dan berakhir di Arab Saudi. Dari Jombang hingga Arab Saudi ia jalani berbulan-bulan.

Derai Hujan Tak Surutkan Ratusan Warga Trenggalek Nyekar Bareng Jelang Ramadan

Banyak rintangan ditemui Yunus selama perjalanan. Cuaca ekstrem, lapar, ban bocor adalah hal yang biasa dihadapinya. Namun, ia tak putus asa. “Ban sepeda luar ganti dua kali, ban dalam ganti delapan kali, rasa lapar, cuaca ekstrem. Itu semua menurut saya bukan bagian dari kendala,” tuturnya. 

Dia tiba di tanah suci pada  19 April 2023 lalu. Momen mengnijakkan kaki di Tanah Suci itu membuat air matanya bercucuran. Ucapan syukur tak henti-hentinya ia ucapkan. Rasa capek puluhan hari mengayuh sepeda sudah terbayarkan. “Tidak bisa diungkapkan [dengan kata-kata],” katanya. 

Halaman Selanjutnya
img_title