Pengajian Kitab Kuning di Polres, Warisan Irjen Nico di Jatim

Pengajian kitab kuning di Polres Sumenep
Sumber :
  • Viva.co.id

Jatim – Irjen Pol Nico Afinta resmi pindah tugas menjadi Sahli Sosbud Kapolri. Selama memimpin Polda Jatim, ada beberapa kebijakan yang dipandang apik oleh masyarakat. Di antaranya pengajian keagamaan di lingkungan Polda dan Polres jajaran dengan basis kitab kuning yang biasa diajarkan di pesantren-pesantren dan NU. 

Polda Jatim Ungkap Kasus Penipuan Senilai Rp11,2 M Berkedok Kerjasama Bisnis

Pengajian keagamaan itu tindaklanjut Irjen Nico atas perintah Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sejak itu, polres-polres menggelar pengajiaan keagamaan dengan peserta pengajian anggota Polri setempat. Pengajian tersebut digelar dengan menggandeng ahli dari Kemenag maupun ormas cabang setempat.

Pengajian keagamaan di antaranya dilaksanakan Polres Sumenep, Madura, sejak Februari 2021 lalu. Dua kegiatan digelar pada program itu, yaitu belajar kitab kuning secara cepat dan kajian kitab kuning

Polda Jatim Tetapkan Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar

“Menindaklanjuti itulah kita buat program, pertama, anggota belajar singkat dan cepat cara membaca kitab kuning selama tiga hari," kata AKBP Darman, Kepala Polres Sumenep saat itu, dikutip dari VIVA pada Jumat, 20 Oktober 2022. 

Maka tak berlebihan jika Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengapresiasi kinerja Irjen Nico selama setahun 10 bulan 29 hari menjadi Kapolda Jatim. "Kami sebagai warga jatim tentu juga sebagai salah satu tokoh NU merasakan kemanfaatan beliau luar biasa dalam menangani Covid-19. Tentu juga bersama elemen yang lain, alhamdulillah Jatim termasuk yang paling sukses," kata Kiai Marzuki.

H+3 Lebaran, Arus Balik dan Wisata di Jatim Mulai Melonjak

"Beberapa kasus besar misalnya, narkoba di beberapa wilayah juga bisa ditangani dengan baik. Radikalisme, terorisme, juga sudah diproses, dan hasil operasi narkoba yang berhasil dibakar di Mapolda," imbuh Kiai Marzuki.

Menurutnya, itu merupakan prestasi Irjen Nico yang luar biasa. “Kemudian yang mungkin ada potensi kerawanan, seperti di Jakarta, mungkin bisa disulut masalah perbedaan ras, suku dan agama untuk kepentingan politik kelompok tertentu. Alhamdulillah beliau bisa meredam itu di Jatim, ujar Kiai Marzuki.

Halaman Selanjutnya
img_title