Warga Mesir Kini Bisa Nikmati Javeast Coffee, Kopi Produk Jatim

Gubernur Khofifah melepas ekspor kopi ke Mesir.
Sumber :
  • Humas Pemprov Jatim

Jatim – Warga Mesir kini tak usah jauh-jauh datang ke Indonesia demi hanya untuk menikmati menikmati kopi khas Jawa Timur. Sebab, produk-produk kopi dengan kualitas dunia itu sudah didatangkan ke Negeri Piramida. Kopi produk asli Kabupaten Jember, Jombang dan Madiun yang diekspor untuk pertama kalinya ke Mesir itu bernama Javeast Coffee.

Khofifah Puji Rektor Unair Susun Konsep Pendidikan Indonesia Maju

Javeast Coffe secara bertahap diekspor ke Mesir dari Jatim dan sudah mulai dikirim pada Rabu pekan lalu. Tahun ini, total kopi Javeast Coffee yang diekspor ke Mesir sebanyak 200 ton senilai Rp6,2 miliar. Produk merupakan buah dari communal branding dari kopi hasil panen petani di tiga kabupaten. 

Yaitu Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember; Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang; dan Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. "Alhamdulillah, Provinsi Jawa Timur sudah mengawali ekspor perdana merek dagang kopi hasil communal branding ini ke pasar luar negeri, yakni Mesir,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya, Selasa, 1 November 2022. 

Momen Forkopimda Jatim Potong Tumpeng Bareng Ribuan Buruh di Momen May Day

Ketum Muslimat NU itu menjelaskan, selama ini upaya untuk mengagregasi produk-produk koperasi dan UKM dari sektor pertanian sering mengalami kendala saat menghadapi permintaan pasar yang fluktuatif. Apalagi terkait dengan produksinya. 

Upaya-upaya lain dari sisi market juga sudah dilakukan, tetapi sangat terbatas pada komunitas kecil. Sehingga jumlahnya sangat banyak dan bervariasi, sehingga kurang kompetitif untuk pasar ekspor yang membutuhkan kapasitas besar. 

4 Tuntutan Utama yang akan Disuarakan Ribuan Buruh di Surabaya

Untuk itu, upaya communal branding pada sektor pertanian ini menjadi solusi dalam menjawab 4K yang selama ini menjadi kendala koperasi dan UKM, yakni kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan kemasan.

“Skema communal branding ini menjadi terobosan baru dari Pemprov Jatim untuk menjawab masalah kontinyuitas produk jika bersentuhan dengan pasar luar negeri, karena stok produk akan ditopang oleh lebih dari satu pelaku usaha,” ujar Khofifah.

Menurutnya, skema communal branding dapat mendorong terwujudnya desa devisa dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ke depan, ia optimis pengembangan skema communal branding ini bisa dikembangkan sektor-sektor lainnya seperti industri pengecoran dan kerajinan logam serta kerajinan kayu. Contohnya seperti terakota, gerabah, dan produk lukisan.

Sebagai informasi, Jatim merupakan produsen kopi terbesar kelima di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh. Jumlah produksi kopi Jatim mencapai 9,7 persen dari total kopi Indonesia dari luas tanam perkebunan pada 2021 seluas 113,470 hektare dengan produksi 69.570 ton. 

Bahkan, data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) menyebutkan, ekspor kopi Jatim sepanjang Januari—Juli 2021 secara volume telah mencapai 44.992 ton dengan nilai 90,29 juta US Dolar. Dari total ekspor tersebut, sebanyak 1.805 ton di antaranya merupakan kopi jenis Arabika, 30.832 ton jenis Robusta, dan sebanyak 12.283 ton merupakan kopi olahan.